Tanggal postingan: Nov 14, 2018 5:19:25 AM
Mengabarkan perihal orang-orang munafik Allah ta'ala berfirman:
يُرَاعُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً
Mereka bermaksud riya (dengan shalatnya) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. (An-Nisa': 142)
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (yaitu) orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Al-Ma'ûn: 4-7)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia. (Al-Baqarah: 264)
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya (Al-Kahfi: 110)
Maksudnya 'janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya' adalah jangan berbuat riya dengan amalnya.'
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya orang yang pertama kali akan diadili Fada hari kiamat adalah seorang yang mati di jalan Allah (dalam perang fi sabilillah). Orang itu didatangkan, lalu Allah mengingatkannya tentang nikmat-Rasulullah bersabda:
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ وَ مَنْ يُرَانِي يُراعى الله الله به
Barangsiapa berlaku sum'ah Allah akan memperdengarkan aibnya. Dan barangsiapa berbuat riya Allah akan memperlihatkan aibnya.
Al-Khaththabiy berkata, "Maksud hadits di atas adalah barangsiapa mengerjakan suatu amalan dengan tidak ikhlas, tetapi hanya ingin dilihat dan didengar orang, maka ia akan dibalas dengan membukakan kejelekan-kejelekannya, sehingga tampaklah semua yang disembunyikan dan dirahasiakannya. Wallaahu a'lam."
Rasulullah bersabda:
Dan dari Abu Huroiroh RA ia berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia pertama yang akan diberi keputusan di hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Ia dipanggil dan diperlihatkan nikmat-nikmat yang pernah diberikan kepadanya dan dia pun mengakuinya. ﷲ berfirman: ‘Apa yang kau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia berkata: ‘Aku berperang karena-Mu hingga aku mati syahid.’ ﷲ berfirman: ‘Kamu dusta, tapi kamu berperang supaya dikatakan pemberani dan orang telah mengatakannya.’ Kemudian ia diperintahkan untuk diseret pada wajahnya hingga akhirnya dilempar ke neraka.
Kemudian seseorang yang mempelajari dan mengajarkan ilmu serta membaca Al-Quran; ia dipanggil dan diperlihatkan nikmat-nikmat yang pernah diberikan kepadanya dan dia pun mengakuinya. ﷲ berfirman: ‘Apa yang telah kau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?’ ia berkata: ‘Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Quran karena-Mu.’ ﷲ berfirman: ‘Kamu dusta, tetapi kamu belajar agar dikatakan sebagai orang alim, kamu membaca Al-Quran agar disebut sebagai Qori’ dan orang telah mengatakannya.’ Kemudian ia diperintahkan untuk diseret pada wajahnya hingga akhirnya dilempar ke neraka. Kemudian seseorang yang Alloh lapangkan keadaannya dan ﷲ beri beraneka ragam jenis harta benda; ia dipanggil dan diperlihatkan nikmat-nikmat yang pernah diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. ﷲ berfirman: ‘Apa yang telah kau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?’ ia berkata: ‘Tidak kubiarkan satu jalan pun yang Engkau suka ada infak di sana melainkan aku berinfak di sana karena-Mu.’ ﷲ berfirman: ‘Kamu dusta, akan tetapi kamu melakukannya agar disebut dermawan dan orang telah mengatakannya.’ Kemudian diperintahkan agar ia diseret pada wajahnya hingga dilempar ke neraka.” (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda:
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ وَ مَنْ يُرَانِي يُراعى الله الله به
Barangsiapa berlaku sum'ah Allah akan memperdengarkan aibnya. Dan barangsiapa berbuat riya Allah akan memperlihatkan aibnya.
Al-Khaththabiy berkata, "Maksud hadits di atas adalah barangsiapa mengerjakan suatu amalan dengan tidak ikhlas, tetapi hanya ingin dilihat dan didengar orang, maka ia akan dibalas dengan membukakan kejelekan-kejelekannya, sehingga tampaklah semua yang disembunyikan dan dirahasiakannya. Wallaahu a'lam."
Rasulullah bersabda:
اليَسِيرُ مِنَ الرِّيَاءِ شِرْكٌ
Yang sedikit dari riya' itu syirik.
Rasulullah juga bersabda, "Sesuatu yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apakah itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya. Pada hari Allah membalas amal hamba-hamba-Nya, Dia berfirman, 'Pergilah kepada orang-orang yang dahulu kalian memperlihatkan amal-amal kalian kepada mereka. Lihatlah, adakah kalian mendapat pahala di sisi mereka?!""
Allah berfirman, "Dan jelaslah bagi mereka dari Allah apa-apa yang belum pernah mereka perkirakan." (Az-Zumar: 47)
Tafsir ayat di atas adalah bahwa dahulu ketika mereka tinggal di dunia mereka mengerjakan amal-amal yang mereka anggap sebagai amal-amal yang baik, kemudian pada hari kiamat ternyata amal-amal itu buruk semuanya.
Sebagian salaf, jika membaca ayat di atas berkata, "Celakalah orang-orang yang berbuat riya'."
Dikatakan, pada hari kiamat nanti orang yang riya itu akan dipanggil di hadapan seluruh makhluk dengan empat nama; wahai mura'i (si pelaku riya), hai ghaadir (penipu), hai faajir (pendosa), dan hai khaasir (orang yang merugi), ambillah pahala yang disediakan oleh orang yang karenanya kamu beramal! Kamu sudah tidak memiliki pahala lagi di sisi Kami.
Al-Hasan, "Orang yang berbuat riya itu pada hakekatnya ingin mengalahkan takdir Allah padanya. Ia adalah orang yang jahat. la ingin manusia menyebutnya sebagai orang yang shalih. Bagaimana mungkin orang-orang akan mengatakan demikian, sedangkan ia telah menempati Kedudukan yang buruk di sisi Rabbnya. Mestinya, hati semua orang ang beriman mengetahui hal ini."
Qatadah berkata, "Jika seorang hamba berbuat riya, maka Allah akan berkata, 'Lihatlah kepada hamba-Ku, bagaimana ia memperolok-elokkan-Ku."
Umar bin Khaththab pernah melihat seorang laki-laki menekuk lehernya. la berkata, "Wahai orang yang menekuk lehernya, tegakkan lehermu. Sesungguhnya khusyuk itu bukan di leher namun menangis dan berdoa. Abu Umamah berkata kepadanya, "Wahai kamu alangkah baiknya kalau kamu melakukannya di dalam rumahmu!"
Muhammad bin Mubarak as-Shuriy berkata, "Menampakkan ketaatan itu lebih baik di malam hari dari pada di siang hari. Sebab, menampakkan ketaatan di siang hari itu untuk makhluk, sedangkan di malam hari untuk Rabb semesta alam."
'Ali bin Abu Thalib berkata, "Orang yang berbuat riya itu ada tiga tandanya; jika ia sendirian ia malas beramal, jika ia di keramaian ia rajin, dan jika dipuji ia meningkatkan amalnya sedangkan jika dicela ia menguranginya."
Fudlail bin 'Iyadl berkata, "Meninggalkan amal karena manusia itu riya', sedangkan mengerjakannya karena mereka itu syirik. Ikhlas adalah apabila Allah menjagamu dari keduanya."
Semoga Allah memberikan ma'unah kepada kita, juga keikhlasan dalam setiap amal, kata, gerakan dan diamnya kita. Sesungguhnya Dia maha Memberi lagi maha Pemurah.