Semua ayat mengisyaratkan iman untuk diterimanya amal shalih, sedangkan para penyembah kuburan atau batu atau pohon keramat atau pengusung demokrasi atau hukum buatan manusia atau falsafah syirik (ideologi dan UUD buatan) atau aparat keamanan penguasa thaghut bukanlah orang yang kafir terhadap thaghut.
Jadi, kemanakah amalan-amalan yang mereka lakukan? Maka jawabannya; hilang, sirna lagi sia-sia, sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
“Sungguh, bila kamu berbuat syirik maka hapuslah amalanmu, dan sunguh kamu tergolong orang-orang yang rugi” (QS. Az Zumar [39]: 65).
Amalan-amalan yang banyak itu hilang sia-sia dengan satu kali saja berbuat syirik, maka apa gerangan apabila orang tersebut terus-menerus berjalan di atas kemusyrikan, padahal ayat ini ancaman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal Beliau tidak mungkin berbuat syirik.
Dan semua nabi diancam dengan ancaman yang sama. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan bila mereka berbuat syirik, maka lenyaplah dari mereka apa yang pernah mereka amalkan” (QS. Al An’am [6]: 88).
Ya, lenyap bagaikan debu yang disapu angin topan, sebagaimana firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka (orang-orang musyrik/ kafir) adalah bagaikan debu yang diterpa oleh angin kencang di hari yang penuh badai” (QS.Ibrahim [14]: 18).
Allah juga mengibaratkan amalan orang kafir itu dengan fatamorgana:
“Dan orang-orang kafir amalan mereka itu bagaikan fatamorgana di tanah lapang, yang dikira air oleh orang yang dahaga, sehingga tatkala dia mendatanginya ternyata dia tidak mendapatkan apa-apa, justeru dia mendapatkan (ketetapan) Allah di sana kemudian Dia menyempurnakan penghisaban-Nya, dan Allah Maha Cepat hisab-Nya” (QS. An Nur [24]: 39)
Orang yang musyrik di saat dia melakukan shalat, zakat, shaum, dan sebagainya, mengira bahwa di sisi Allah pahalanya banyak, tapi ternyata saat dibangkitkan dia tidak mendapatkan apa-apa melainkan adzab!
Dalam ayat lain amalan-amalan mereka itu bagaikan debu yang bertaburan:
“Dan Kami hadapkan apa yang telah mereka kerjakan berupa amalan, kemudian Kami jadikannya debu yang bertaburan” (QS. Al Furqan [25]: 23)
Sungguh… sangatlah dia merugi sebagaimana dalam ayat lain:
“Katakanlah, “Apakah kalian mau kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling rugi amalannya, yaitu orang-orang yang sia-sia amalannya dalam kehidupan di dunia ini, sedangkan mereka mengira bahwa mereka melakukan perbuatan baik?” (QS. Al Kahfi [18]: 103-104)
Ya, memang mereka rugi karena mereka lelah, capek, letih, berusaha keras, serta berjuang untuk amal kebaikan, tapi ternyata tidak mendapat apa-apa karena tidak bertauhid.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dia beramal lagi lelah, dia masuk neraka yang sangat panas” (QS. Al-Ghasyiah [88]: 3-4).