~ Segala puji bagi Allaah, kita memuji-Nya,
memohon ampun kepada-Nya. Kita memohon perlindungan kepada Allaah dari keburukan amalan kita, barang siapa yang diberi-Nya petunjuk maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang diberi-Nya hidayah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya.
~ Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allaah semata, tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
~ Amma Ba‘du: Allaah ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allaah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allaah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantahbantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allaah beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-Anfal: 46-45)
Allaah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allaah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allaah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. arRum: 60)
~Sabar, teguh dan yakin akan janji Allaah, meski ujian dan kesusahan menerpa, meski semua musuh
bersekutu, di tengah gelegar tembakan artilleri dan bombardir pesawat. Kaum muslimin tetap yakin akan pertolongan Rabb mereka. Mereka tak bimbang, linglung, ataupun mengendor semangatnya, dengan kesabaran terus maju tanpa mundur, guncangan demi guncangan tiada melemahkannya.
~ Sebaliknya di gelap gulitanya malam, mereka nyalakan cahaya kebenaran, dengan darahnya menghidupkan lentera hidayah dan menjauhi jalan yang sesat. Mereka serap kitab Rabb mereka, mereka berjalan dan beramal dengan sunnah Nabi mereka shalallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tahu bahwa kemenangan berada di sisi Allaah dan tak pernah sehari pun kemenangan diraih dengan banyaknya jumlah maupun persenjataan, karena Allaah adalah Maha Perkasa, tiada yang bisa mengalahkannya. Dia adalah yang Maha Kuat, bisa menelantarkan siapa saja yang menjadikan kekuatan dan banyaknya jumlah pasukan sebagai kebanggan. Maha Bijaksana dalam mengatur segala urusan dengan semua sebab-sebabnya dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Maha Bijaksana dalam pengaturan-Nya, dan akan menolong siapa saja yang menolong-Nya dan sebaliknya akan menelantarkan mereka yang menelantarkan-Nya, tiada kelemahan dan celah di dalamnya. KalamNya, “Jika Allaah menolongmu, maka tiada orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allaah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allaah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allaah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 160) Ya, sesungguhnya janji Allaah adalah benar seperti halnya perintah-Nya untuk hamba-hamba-Nya yang beriman, ketentuan dan hikmah-Nya berlaku terhadap seluruh makhluk-Nya. Dia turunkan ujian kapan Dia kehendaki, dan mengangkatnya kapanpun Dia berkehendak, Maha Mengetahui dan Bijaksana, tidak ada sesuatu pun yang bisa melemahkannya baik di bumi dan di langit. Jika Dia memutuskan sesuatu akan Dia berkata, “Jadilah” maka akan terjadi ia. Dia berfirman, sedangkan kalam-Nya adalah benar, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allaah?“ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allaah itu amat dekat.” (QS. al Baqarah: 214)
~ Sesungguhnya sunnah Allaah berlaku, kemenangan tidak akan terwujud tanpa keistiqomahan di atas perintah-Nya dan kembali kepada-Nya dengan jujur. Maka barang siapa yang lebih besar pertolongannya terhadap dien Allaah dan lebih keras jihadnya terhadap musuh-musuhNya, serta mentaati Allaah pun Rasul-Nya, maka ia lebih besar ketatatannya dan pertolongannya.
~ Wahai ummat Islam, waktu telah berputar, dan sejarah kembali terulang. Apa yang kini terjadi menyerupai kondisi Darul Islam di masa lampau, era generasi terdahulu dimana kejadian-kejadian besar menerpa, meninggalkan bekas yang tidak bisa terhapus, dan luka dalam di tubuh ummat yang tak bisa tersembuhkan. Namun, itu menjadi pelajaran dari para pendahulu, sebuah pengingat dari Jama’ah Muslimin agar menjauhi ketegelinciran yang bisa menjerumuskan mereka dalam kehancuran yang nyata, yakni melepaskan diri mereka dari Islam dan mati di atas selain Millah Islam. Inilah Salibis Amerika dan antek-anteknya kembali menyerang Darul Islam dan bumi Khilafah. Dalam lintas sejarah, seluruh sekte kekafiran dari berbagai ras dan keyakinannya senantiasa berkumpul bersama kaum yang mengklaim diri sebagai bagian Ahlus Sunnah dari kalangan penguasa murtaddin, ulama dan dai Suu, -bahkan mereka yang mengklaim berjihad dan bermanhaj benar-. Mereka semua dalam satu parit bersama seluruh sekte kekafiran melawan putra-pura Daulah Khilafah.
~ Ada beda antara zaman kala itu dengan peperangan yang kita selama saat ini, bahwasanya Daulah Muslimin pada zaman itu dalam keadaan paling buruk dan jauh dari Dien Rabbnya, negeri mereka telah dibagi-bagi oleh para raja dan kelompok, maka Allaah timpakan musuh yang merajalela, menghancurkan hewan-hewan ternak dan tanaman.
~ Adapun hari ini, bersamaan dengan panas menyengatnya pertempuran baik di timur dan barat atas Darul Islam, kondisi kaum muslimin di negeri Khilafah berlainan dengan zaman itu, dimana Daulah Islamiyyah adalah yang membela dan mempertahankan Darul Islam, mengobarkan semangat orang-orang yang beriman, mengasah tekad putra-putranya untuk terlepas dari belenggu perbudakan dan tabiat sekte-sekte kekafiran. Daulah inilah yang mengarungi peperangan sengit demi membela ummatnya, dan tiada pelit untuk mengeluarkan tenaganya guna berperang serta menahan gempuran musuh dengan segenap kekuatan yang dikaruniakan padanya, dengan berbagai macam cara dan sarana. Atas rahmat dan karunia Allaah, Daulah khilafah masih terus mengajak kaum muslimin menuju Dien mereka, sementara Ulama Thagwahit dan corong corong keburukan menghalang-halanginya dan hanya menginginkan ummat Islam terus dalam keadaan hina dipimpin oleh kaum Salibis pun antek antekya dari para penguasa murtaddin.
~ Akan tetapi, Daulah Khilafah atas taufik Allaah telah mengetahui penyakit sekaligus penawarnya. Dengan izin Allaah ia terus berjalan di atas jalannya, tak akan takut celaan para pencela, sampai menyerahkan panji kepada Isa bin Maryam ‘alaihissalam.
~ Wahai ummat Islam, sesungguhnya kita adalah suatu kaum yang Allaah muliakan dengan Islam, maka kita tidak akan mengharap kemuliaan dengan selainnya.
~ Ummat yang terakhir dari ummat ini tidak akan baik kecuali dengan mengikuti generasi awalnya. Dan tidak ada yang mulia dalam Dien-nya kecuali dengan mewujudkan tauhid, menghidupkan al-Wala dan al-Bara dimana keduanya menjadi sikap yang tidak terpisahkan dalam seluruh aspek kehidupannya, baik kondisi lapang maupun sempit, susah maupun senang, tatkala berkumpulnya musuh dan bertambahnya jumlah panji pasukan musuh. Dia palingkan muka dari Astana, dan tiada pula mengemis-ngemis pada Thawaghit. Sekali-kali tidak! Sebaliknya, ia tanamkan millah yang mulia dan mengikuti para nabi seraya berkata kepada seluruh sekte kekafiran, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah selain Allaah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. al Mumtahanah: 4).
~ Inilah jalan kaum mukminin yang mendapatkan petunjuk, dan selainnya adalah jalan orang-orang kafir yang melampaui batas, merubah dan mengganti Syariat Rabbul ‘Alamin. Wahai Junud Khilafah dan singa-singa Islam, ketahuilah bahwa rahmat Alllaah dan surga-Nya tidaklah diraih dengan sekedar angan-angan. Allaah tidak akan memberikan ampunan, kasih sayang yang luas kecuali pada orang-orang yang teguh, sabar, jujur, dan membenarkan apa yang dijanjikan kepada mereka. Tidakkah kalian membaca Firman Rabb kalian, “Sesungguhnya Allaah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allaah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allaah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allaah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah: 111)
~ Asal jual beli antara makhluk adalah seperti yang dikatakan al-Qurthubi yaitu mengganti apa yang keluar dari tangannya berupa barang yang lebih bermanfat atau manfaatnya sebanding dari apa yang dikeluarkan. Maka Allaah membeli dari hamba hamba-Nya dengan cara membinasakan diri dan hartanya dalam ketaatan pada-Nya, dan meninggal dunia demi meraih ridha-Nya. Allaah memberi imbalan mereka surga jika mereka melakukan hal demikian, merupakan imbalan yang sangat tiada sebanding dengan hal yang ditukar dengannya. Dia jelaskan transaksi dan imbalannya –seorang hamba mesti korbankan jiwa dan hartanya, lalu Allaah akan memberi imbalan pahala, inilah yang dinamakan membeli.
~ Wahai Junud Khilafah. Demi Rabb bumi dan langit, ini adalah perdagangan yang menguntungkan. Dengan izin Allaah kami tidak akan berhenti dan membatalkan jual beli ini. Maka berlakulah jujur dalam pertempuran. Barang siapa yang suka berjumpa dengan Allaah maka Allaah suka berjumpa dengannya. Itulah perdagangan menguntungkan yang Allaah khusukan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, yang menjual jiwa-jiwa mereka dengan murah di jalan-Nya, demi meninggikan kalimatNya dan menegakkan syariat-Nya.
~ Sesungguhnya tujuan yang didiimpikan oleh seorang mujahid di jalan Allaah adalah mendapatkan ridha Rabbnya, ampunanNya, kebaikan-Nya, taufik-Nya dan karunia-Nya. Itu semua diraih dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan larangan-Nya, membantai musuh-musuh-Nya di setiap negeri dan tempat, sampai Dien ini semata-mata milik Allah, dan seluruh bumi ini diatur dengan Syariat-Nya.
~ Jika hidup, dalam keadaan mulia, dan jika mati, mati dalam keadaan mulia. Demikianlah keadaan para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan ummat pilihan terdahulu dari generasi utama. Dan inilah kabar gembira dari Nabi kalian ia bersabda, “Allaah akan menanggung orang yang keluar di jalan Allaah hanya untuk berjihad di jalanku (Allaah), beriman kepadaku dan membenarkan kerasulanku, dia akan dijamin untuk masuk ke dalam surga atau kembali ke rumahnya dalam keadaan memperoleh pahala atau ghanimah (harta rampasan). Demi jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya, tak satupun luka yang diperoleh di jalan Allaah, kecuali datang pada hari kiamat sebagaimana keadaannya ketika dilukai. Warnanya adalah warna darah, wanginya seharum misk (minyak wangi). Demi jiwa Muhammad yang dalam genggaman-Nya, seandainya tidak memberatkan kaum Muslimin, aku tidak akan duduk di belakang pasukan (tidak ikut) berperang di jalan Allaah selamanya, akan tetapi aku tidak mampu (baik fisik dan materi) untuk membawa mereka (berperang) dan mereka juga tidak akan mampu, namun mereka akan merasa berat untuk diam (tidak mengikutiku berperang). Demi jiwa Muhammad yang berada dalam genggaman-Nya, aku rindu untuk berperang di jalan Allaah lalu terbunuh (kata tersebut diulangi tiga kali).” (HR. Muslim)