Pada zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم, hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid, yang berumur 35 tahun, namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah (teras) masjid Madinah. Ketika sedang mengasah pedangnya, tiba-tiba Rasulullah Saw datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup. “Wahai saudaraku Zahid…selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyapa. “Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid, sambil tertunduk tak kuasa melihat kharismatik wajah Beliau. “Maksudku kenapa engkau selama ini membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah…,?” Tanya Rasulullah Saw. Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku tak tampan, siapa yang mau dengan diriku ya Rasulullah?” ”Asal engkau mau, itu urusan yang mudah.” Kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم sambil tersenyum.
Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan Sahabatnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita. Setelah surat itu selesai ditulis, maka Rasulullah memberikan surat tersebut kepada Zahid dan memerintahkan agar segera mendatangi rumah Said dan menyerahkan surat lamaran tersebut kepadanya.
Disebabkan di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said. “Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasulullah yang mulia diberikan untukmu saudaraku.” Said menjawab, “Wah, ini adalah suatu kehormatan buatku.” Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya.
Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?” Zahid menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong...” Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, “Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini… bukankah lebih baik di persilahkan masuk?”
“Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya. Di saat Zulfah melihat Zahid, sambil menangis ia berkata, “Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau dengan dia ayah..!” Zulfah merasa dirinya terhina. Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau…bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”
Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasulullah?” Akhirnya Said berkata, “Lamaran kepada dirimu ini adalah perintah Rasulullah.” Zulfah kaget kemudian beristighfar beberapa kali, Ia menyesal atas kelancangan perbuatannya itu. Seketika ia berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa tidak sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dinikahkan dengan pemuda ini.
Karena aku ingat firman Allah dalam Al-Qur’an surah An Nur : “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka diminta Allah dan Rasul-Nya agar Rasul yang mengadili (mengambil keputusan ) diantara mereka, ucapan yang muncul hanyalah : Kami mendengar, dan kami taat . Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An Nur 24 : Ayat 51)”
Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang-layang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada taranya, dan segera melangkah pulang. Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasulullah yang mulia tersenyum melihat gerak gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.“Bagaimana Zahid?” “Alhamdulillah lamarannya diterima ya Rasulallah,” jawab Zahid. “Apakah sudah ada persiapan?” Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasulallah, aku tidak memiliki apa-apa.”
Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke beberapa sahahbat untuk membantunya mendapatkan uang untuk menikah. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan perkawinan. Tak lama kemudian setibanya di pasar, bersamaan itu pula ada pengumuman Jihad untuk perang melawan orang kafir yang mau menyerang masyarakat muslim Madinah. Zahid Mulai bingung untuk menentukan sikap, menikah atau berjuang demi Agama Allah.
Akhirnya dia mencoba kembali lagi ke masjid. Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?” Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, apakah engkau tidak mengetahui?”Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah jika begitu uang untuk menikah ini akan aku belikan baju besi dan kuda yg terbaik, aku lebih memilih jihad bersama Rasulullah dan menunda pernikahan ini."
Para sahabat menasihatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau malah hendak berperang?” Zahid menjawab dengan tegas, “Hatiku sudah mantap untuk bersama Al Musthafa Rasulullah pergi berjihad.” Lalu Zahid membacakan ayat AlQur'an di hadapan sahabat Nabi: “Katakanlah, Jika bapak - bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai , itu semua lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dengan) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At Taubah, 9:24).
Akhirnya Zahid maju ke medan pertempuran. Dengan hebatnya beliau bertempur, banyak dari kaum kafirin tewas di tangannya dan pada akhirnya beliau mendapatkan syahid. Gugur demi membela agama Allah dan Rasulullah. . . Peperangan telah usai, kemenangan direbut oleh Rasul dan pasukannya.
Senja yang penuh dengan keberkahan ketika Rasullullah memeriksa satu persatu yang telah gugur di jalan Allah, sebagai Syuhada Allahu azza wajalla. Nampak dari kejauhan sosok pemuda yg bersimbah darah dengan luka bekas sayatan pedang. Rasulullah menghampiri jasad pemuda itu sambil meletakkan kepalanya di pangkuan manusia agung ini. Habiballah memeluknya sambil menangis tersedu-sedu, "Bukankah engkau ya Zahid yg hendak menikah malam ini ??" Tapi engkau memilih keridhaan Allah, berjihad bersamaku. "Tak lama kemudian Rasulullah tersenyum sembari memalingkan muka ke sebelah kiri karena malu. Disebabkan karena ternyata sesosok bidadari cantik dari Surga menjemput Ruh mulia pemuda ini, dan tak sengaja gaunnya tersingkap hingga betisnya yang indah terlihat. Ini yang membuat Rasulullah malu.
Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.” Lalu Rasulullah membacakan Al-Qur’an : “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sejatinya mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan bahagia disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Ali Imran, 3:169-170.)
Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata, dan Zulfah pun berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak dapat mendampinginya di dunia, maka izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.
Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menyebutkan ttg kisah Abdul Wahid Ibnu Zaid (Rahimahumalloh) Berkata :
Kami pernah diatas perahu , datang angin badai menghempaskan kami ke sebuah pulau kecil ditengah lautan, kami turun dan disana ada seseorang penyembah berhala, kamipun menghadap dan terjadilah dialog berikut :
Ibnu Zaid : Wahai saudara apa yg kamu sembah? Pemuda itu menunjukkan kepada berhalanya.
Kami berkata : diperahu ada seorang yg pandai membuat seperti ini, ini bukanlah sesembahan !!
Pemuda : Kalian, apa yg kalian sembah?
Kami : Kami menyembah Allah Ta'ala !
Pemuda : Apa itu Allah?
Kami : Dzat yg maha tinggi, yg dilangit Arasy-Nya, yg dibumi Kekuasaan-Nya, yg dalam semua kehidupan dan kematian ada ketetapan-Nya.
Pemuda : Bagaimana kalian tau Dia?
Kami : Raja pencipta yg maha agung maha mulia ini telah mengutuskan seorang utusan (Rasul) mengabarkan kami semuanya.
Pemuda : apa tugas rasul itu?
Kami : menyampaiakan amanah lalu setelah selesai ia dipanggil (wafatkan) keapda-Nya.
Pemuda : apa yg ia tinggalkan kalian tanda-tandanya?
Kami : tentu ada !
Pemuda : Apa itu?
Kami : Rasul itu meninggalkan bagi kami kitab dari Rabb (Sang Raja)
Pemuda : perlihatkan kepadaku, harusnya kitab tuhan itu bagus, saya ingin melihatnya !
Kamipun mendatangkan baginya mushaf alqur'an,,
Pemuda : Apa ini aku tidak faham !!
Kami lalu bacakan dia satu surat, terus kami bacakan dia menangis, kami baca dia menangis trus semakin dalam sampai kami selesai satu surat, diapun berkata :
☑"ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﺼﺎﺣﺐ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺃﻻ ﻳُﻌﺼﻰ"
Sungguh tidak sepantasnya pemilik kalimat kalimat begini untuk di tentang (maksiati), terus ia katakan dua atau tiga kali
Lalu ia masuk islam, kami ajarkan kepadanya Syari'at islam dan beberapa surat alqur'an dan kami pergi membawanya keperahu, ketika berjalan dan malam gelap telah menyelimuti kami persiapan untuk masing2 tidur ditempat kami a berujar "wahai saudara-saudaraku itu tuhan yg kalian perkenalkan aku, apakah ketika malam gelap begini ia tidur?!
Kami : Tidak sama sekali wahai Abdulloh !! Dia adalah Dzat yg maha hidup berdiri sendiri maha agung dan tidak tidur, diapun kaget dan berkata kepada kami :
☑" ﺑﺌﺲ ﺍﻟﻌﺒﻴﺪ ﺃﻧﺘﻢ ﺗﻨﺎﻣﻮﻥ ﻭ ﻣﻮﻻﻛﻢ ﻻ ﻳﻨﺎﻡ ".
“Sejelek-jelek budak itu adalah kalian, kalian tidur sementara tuhan kalian tidak tidur.”
Iapun pergi beribadah dan meninggalkan kami tidur semua.
Ketika kami sampai dinegri tujuan kami, kami mengumpulkan teman2 kami dan katakan bahwa saudara ini adalah baru masuk islam dan ia butuh disantuni, terkumpullah sejumlah dirham lalu kami berikan kepadanya, ia berkata : Apa ini?
Kami : Infaq saudaramu untuk segala kebutuhanmu !!
Pemuda : La Ilaha Illalloh !! Dahulu aku ditangah pulau sendiri menyembah sesembahan selain Allah dan Dia azza wajalla tidak menelantarkanku !!
☑"ﺃﻓﻴﻀﻴﻌﻨﻲ ﻭ ﺃﻧﺎ ﺃﻋﺮﻓﻪ " ؟!
Apa ia , Dia akan menelantarkanku setelah aku mengenal-Nya?!
Lalu ia pergi mencari nafkah sendiri, dan ia setelah itu menjadi orang shalih sampai ia meninggal dunia.
══════════════════
Attawwabin karya Ibnu Qudamah (Hal 179)
🌴🏜️ *Keluarga Imron (Ali Imron)* adalah :
🔘 *keluarga* yg *beranggotakan sedikit* orang, *namun memiliki kedudukan* yg *agung.*
*Alloh* Ta’ala *memilih mrk* dibandingkan dgn *keluarga lainnya* menunjukkan *betapa penting posisi* mrk.
⬜🔜 Lalu, *siapakah keluarga Imron* itu?
🔲 *Keluarga Imron* adalah :
*keluarga mulia* dlm kurun sejarah.
*Alloh* Ta’ala memilih mrk dibanding keluarga lainnya adalah *tanda nyata keagungan* mrk.
❄️ *Alloh* Ta’ala *berfirman
إِنَّ *اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ*
“Sesungguhnya *Alloh telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrohim* dan *keluarga ‘Imron melebihi* segala umat *(di masa mrk masing²),* (sbg) satu keturunan yg *sebagiannya (turunan)* dari *yg lain.*
Dan *Alloh Maha Mendengar* lagi *Maha Mengetahui.”*
📖 *(QS. Ali Imron [3] : ayat 33-34).*
🟣 *Keluarga Imron dinisbatkan* kpd seseorang yg bernama :
◼️ *Imron bin Matsan bin al-Azar bin al-Yud bin Sulaiman bin Daud* ‘alaihis salam.
➖ *Nasabnya tersambung* hingga ke *Nabi Daud* ‘alaihis salam.
➖ Dlm *bahasa Ibroni Imron* disebut dgn :
*Imrom.*
➖ Dlm *buku² Nashroni* namanya disebut dgn :
*Yuhaqim.*
🟪 *Keluarga Imron* adalah *turunan (cabang) terakhir* orang² *beriman* dari *turunan Bani Isroil.*
◼️ *Namun* antara mrk dgn *Nabi Ya’qub* ‘alaihis salam *terpisah beberapa qurun* lamanya.
*🇦. ANGGOTA KELUARGA IMRON.*
🟡 *Istri Imron*
Istri Imron bernama :
➖ *Hannah binti Faquda bin Qubaila.*
🟨 *Hannah* adalah seorang wanita yg *tekun beribadah.* *Sbgmn kisahnya* dlm Al-Qur’an,
❄️ *Alloh* Ta’ala *berfirman
إِذْ *قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ*
(Ingatlah), ketika *isteri ‘Imron berkata
“Ya Tuhanku, sesungguhnya *aku menazarkan kpd Engkau anak* yg *dlm kandunganku* menjadi *hamba yg sholih* dan *berkhidmat (di Baitul Maqdis).*
Karena itu *terimalah (nazar) itu* dari padaku.
Sesungguhnya *Engkaulah* Yg *Maha Mendengar* lagi *Maha Mengetahui”.*
📖 *(QS. Ali Imron [3] : ayat 35).*
*🇧. ANAK-ANAKNYA.*
*1. Pertama
🟢 *Asy-ya’*
Asy-ya’ adalah *putri sulung Imron.*
➖ Ia *dinikahi oleh Nabi Zakariya* ‘alaihis salam.
➖ Dan merupakan *ibu dari Nabi Yahya* ‘alaihis salam.
*2. Kedua
🟩 *Maryam*
Maryam adalah wanita *ahli ibadah dan suci.*
➖Ia merupakan *ibu dari* kalimat Alloh, *Nabi Isa* ‘alaihis salam.
➖ *Putri Imron* yg satu ini adalah *wanita terbaik* dan *tersempurna.*
Sbgmn *disebutkan* oleh
💫 *Rosululloh* shollAllohu ‘alaihi wa sallam *dlm sabdanya
كَمَلَ *مِنَ الرِّجالِ كَثِيرٌ، ولَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّساءِ إلَّا مَرْيَمُ بنْتُ عِمْرانَ، وآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وفَضْلُ عائِشَةَ علَى النِّساءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ علَى سائِرِ الطَّعامِ*
”Lelaki yg sempurna jumlahnya banyak. Dan *tdk ada wanita* yg sempurna *selain Maryam binti Imron* dan *Asiyah istri Firaun.*
Dan *keutamaan A’isyah* dibandingkan wanita lainnya, sbgmn *keutamaan ats-Tsarid* dibandingkan makanan *lainnya.”*
📚 *(HSR. Bukhori no. 5418,* dan *Muslim no. 2431).*
🕍👥🔥👣🗣️🥊🚧👀
🔵 *Orang² Yahudi* menuduhnya melakukan zina.
➖ *Tuduhan* itu *mrk lontarkan saat Maryam* masih hidup *maupun* setelah wafatnya.
📖 *Sementara Al-Qur’an* telah *menyucikan Maryam* dari *tuduhan keji* ini.
🔢 Tdk hanya satu ayat, bahkan *di banyak ayat.*
🟦 *Alloh* Ta’ala menyebut *orang² Yahudi* sbg orang² yg *melakukan kekufuran* karena *menuduh Maryam* berzina.
❄️ *Sbgmn firman-Nya* Ta’ala :
وَبِكُفْرِهِمْ *وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا.*
“Dan *karena kekafiran mrk (terhadap Isa)* dan *tuduhan mrk terhadap Maryam* dgn *kedustaan besar* (zina).”
📖 *(QS. An-Nisa [4] : ayat 156).*
❄️ *Demikian juga dgn firman-Nya* Ta’ala :
وَمَرْيَمَ *ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ*
“dan (ingatlah) *Maryam binti Imron yg memelihara kehormatannya,* maka *Kami tiupkan ke dlm rahimnya* sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan *dia membenarkan kalimat Robbnya dan Kitab²-Nya,* dan dia adalah *termasuk orang² yg ta’at.”*
📖 *(QS. At-Tahrim [66] : ayat 12).*
❄️ *Dan firman-Nya* Ta’ala :
وَالَّتِي *أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آَيَةً لِلْعَالَمِينَ*
“Dan (ingatlah kisah) *Maryam yg telah memelihara kehormatannya,* lalu *Kami tiupkan ke dlm (tubuh)nya ruh* dari Kami dan *Kami jadikan dia dan anaknya* tanda (kekuasaan Alloh) yg besar *bagi* semesta alam.”
📖 *(QS. Al-Anbiya [21] : ayat 91).*
*🇨. CUCU-CUCUNYA.*
*1️⃣. Pertama
🟠 *Nabi Isa* ‘alaihis salam.
*Nabi Isa* adalah :
*Rosululloh dan kalimat Alloh* yg *Dia sampaikan* pada *Maryam.*
❄️ *Alloh* Ta’ala *berfirman
إِنَّمَا *الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ*
“Sesungguhnya *Al Masih, Isa putera Maryam* itu, adalah *utusan Alloh* dan (yg *diciptakan dgn) kalimat-Nya* yg disampaikan-Nya kpd *Maryam,* dan *(dgn tiupan) roh dari-Nya.”*
📖 *(QS. An-Nisa [4] : ayat 171).*
🟧 *Alloh* Ta’ala *mengutus Nabi Isa* ‘alaihis salam *kpd Bani Isroil.*
☝️ *Mendakwahi mrk* kpd *Tauhid, menyembah Alloh* Ta’ala *semata.*
❄️ *Alloh* Ta’ala *berfirman
وَإِذْ *قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ*
Dan (ingatlah) ketika *Isa ibnu Maryam berkata
“Hai *Bani Isroil,* sesungguhnya *aku adalah utusan Alloh* kpdmu, *membenarkan Kitab sebelumku,* yaitu *Taurot,* dan *memberi khabar gembira* dgn *(datangnya) seorang Rosul* yg *akan datang sesudahku,* yg *namanya
*Ahmad (Muhammad)”.*
Maka *tatkala Rosul itu datang* kpd mrk dgn *membawa bukti² yg nyata,*
*mrk berkata
“Ini adalah *sihir* yg nyata”.
📖 *(QS. Ash-Shoff [61] : ayat 6).*
❄️ *Dan firman-Nya* Ta’ala :
وَقَالَ *الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرائيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ*
*“Al Masih (sendiri)* berkata :
“Hai *Bani Isroil, sembahlah Alloh Tuhanku* dan *Tuhanmu”.*
Sesungguhnya *orang yg mempersekutukan (sesuatu dgn) Alloh,* maka *pasti Alloh mengharamkan kpdnya Surga*, dan *tempatnya* ialah *Neraka, tidaklah ada* bagi *orang² zholim* itu *seorang penolong pun.”*
📖 *(QS. Al-Maidah [5] : ayat 72).*
🔴 *Kaum muslimin* berkeyakinan bahwa *Nabi Isa* ‘alaihis salam belum wafat.
➖ Ia *diangkat Alloh* Ta’ala *di sisi-Nya, ruh dan jasadnya.*
➖ Beliau *hidup di langit.*
➖ *Bukan dibunuh* atau *disalib.*
◼️ *Alloh* Ta’ala *memberikan pengajaran Akidah* demikian *kpd kita,*
❄️ *dgn firman-Nya* Ta’ala :
وَقَوْلِهِمْ *إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا*
“dan karena ucapan mrk :
“Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rosul Alloh”,
*padahal mrk tdk membunuhnya* dan *tdk (pula) menyalibnya, tetapi* (yg mrk bunuh ialah) *orang yg diserupakan dgn Isa* bagi mrk.
Sesungguhnya orang² yg *berselisih paham* tentang (pembunuhan) Isa, *benar² dlm ke ragu² an* tentang yg dibunuh itu.
Mrk *tdk mempunyai keyakinan* tentang siapa yg dibunuh itu, kecuali *mengikuti persangkaan belaka,* mrk *tdk (pula) yakin* bahwa yg mrk bunuh itu adalah Isa.
Tetapi *(yg sebenarnya), Alloh telah mengangkat Isa* kpd-Nya.
Dan adalah *Alloh Maha Perkasa* lagi *Maha Bijaksana.”*
📖 *(QS. An-Nisa [4] : ayat 157-158).*
🟥 Dan *di menjelang hari Kiamat* kelak *Nabi Isa* ‘alaihis salam *akan turun* ke bumi.
➖ Beliau *membunuh Dajjal* dan *menyebarkan keadilan.*
⚡ *Sbgmn kabar dari Rosululloh* shollAllohu ‘alaihi wa sallam :
وَالَّذِى *نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا)*
“Demi jiwaku yg berada di dlm genggaman Kekuasaan-Nya, *sebentar lagi Isa bin Maryam* akan *turun di tengah² kalian* sbg *hakim yg adil.*
Beliau *akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (pajak), harta semakin banyak* dan *semakin berkah* sampai *seseorang tdk ada yg menerima harta itu lagi (sbg sedekah),* dan *sujud seseorang lebih disukai* daripada *dunia dan seisinya.*”
*Abu Huroiroh* lalu mengatakan :
“Bacalah jika kalian suka :
“Tdk ada seorangpun dari *Ahli Kitab, kecuali* akan *beriman kpdnya (Isa)* sebelum kematiannya.
Dan *di hari Kiamat nanti Isa* itu *akan menjadi saksi* terhadap mrk.”
📖 *(QS. An-Nisa’ [4] : ayat 159).”*
📚 *(HSR. Bukhori no. 3448* dan *Muslim no. 155).*
🌤️ *Rosululloh* shollAllohu ‘alaihi wa sallam *menyifati fisik Nabi Isa* ‘alaihissalam *dgn sabdanya
لَيْسَ *بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ -يَعْنِي عِيسَى- وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلىَ الْإِسْلَامِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْـمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الْإِسْلَامَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ*
*“Tdk ada nabi antara aku* dgn *Nabi Isa* dan *dia pasti turun,* dan *bila kamu melihatnya* maka *kenalilah dia
➖ *Seorang lelaki* yg *tingginya sedang,*
➖ (kulitnya) *putih agak kemerahan,*
➖ dgn *dua pakaian* yg *berwarna agak kuning,*
➖ se akan² *kepalanya meneteskan air,* walaupun *tdk basah.*
➖ Lalu *ia memerangi manusia* agar *masuk Islam,*
➖ *menghancurkan salib,*
➖ *membunuh babi, menghapuskan pajak,*
➖ dan *pada masanya, Alloh hancurkan agama² seluruhnya* kecuali *Islam,* dan
➖ dia *membunuh Al-Masih Ad-Dajjal,* lalu
➖ dia *tinggal di bumi selama 40 tahun.* Kemudian dia wafat *lalu* kaum muslimin mensholatinya.”
📚 *(HSR. Ahmad no.9270,* dan *Abu Dawud no. 4324).*
*2️⃣. Kedua
🟤 *Yahya* ‘alaihis salam.
*Nabi Yahya* ‘alihis salam adalah *hamba dan utusan Alloh*” Ta’ala.
🟫 Beliau *putra dari Nabi Zakariya* ‘alaihis salam.
➖ *Beliau* adalah *doa Nabi Zakariya* ‘alaihis salam *yg dikabulkan* oleh *Alloh* Ta’ala.
➖ Serta *kabar gembira untuknya* setelah *mencapi usia yg tua.*
❄️ *Alloh* Ta’ala *berfirman
هُنَالِكَ *دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء (38) فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَـى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ*
“Di sanalah *Zakariya berdo’a kpd Tuhannya* seraya berkata :
“Ya Tuhanku, *berilah aku dari sisi Engkau seorang anak* yg *baik.*
Sesungguhnya *Engkau Maha Pendengar doa”*.
Kemudian *Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya,* sedang *ia tengah berdiri* melakukan sholat di *mihrob* (katanya):
“Sesungguhnya *Alloh menggembirakan kamu* dgn *kelahiran (seorang puteramu) Yahya,* yg *membenarkan kalimat (yg datang) dari Alloh, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu)* dan *seorang Nabi* termasuk *keturunan orang² sholih.”*
📖 *(QS. Ali Imron [3] : ayat 38-39).*
⚫ *Di antara keistimewaan Nabi Yahya* ‘alaihis salam *adalah
➖ *tdk ada seorang pun* sebelum beliau *bernama Yahya.*
❄️ *Alloh* Ta’ala *berfirman
يَٰزَكَرِيَّآ *إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا*
*“Hai Zakaria,* sesungguhnya *Kami memberi kabar gembira kpdmu* akan *(beroleh) seorang anak* yg *namanya : Yahya,* yg *sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang* yg *serupa dgn dia.”*
📖 *(QS. Maryam [19] : ayat 7).*
💎 *Nabi Yahya* ‘alaihis salam adalah :
*seorang pemuda yg cerdas.*
➖ *Alloh* Ta’ala *memberi keistimewaan* pada *akalnya.*
➖ *Menganugerahkannya hikmah* di *usia beliau* dan *kegemaran dlm beribadah.*
➖ Beliau senantiasa *duduk di mihrob² ilmu, senang mengkaji Taurot.*
➖ *Berilmu dan mengamalkan* kandungan *Kitab Suci Taurot* itu.
⬛ Beliau *berbicara dgn kebenaran,* dan *tdk takut celaan* orang² yg *mencela,* dan *ancaman orang² yg zholim.*
🌈 *Nabi* kita *Muhammad* shollAllohu ‘alaihi wa sallam *memuji Nabi Yahya* ‘alaihis salam *dgn sabdanya
لا *ينبغي لأحدٍ أن يقول: أنا خيرٌ من يحيى بن زكريا. قلنا: يا رسول الله، ومن أين ذاك؟ قال: أَمَا سمعتم اللهَ كيف وَصَفَه في القرآن، فقال: {يَايَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا} [مريم: 12]، فقرأ حتى بلغ: {وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ} [آل عمران: 39]، لم يعمل سيئةً قط، ولم يَهُمَّ بها*
*“Tdk pantas bagi siapapun untuk mengatakan* bahwa *aku lebih baik dari Yahya bin Zakariya.*”
Kami bertanya :
*“Wahai Rosululloh, mengapa demikian?”* Beliau menjawab :
*“Tidakkah kalian mendengar bgmn Alloh* menyebutknya di dlm *Al-Qur’an :*” *“Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurot)* itu *dgn sungguh².* Dan *Kami berikan kpdnya hikmah* selagi *ia masih kanak².”* 📖 *(QS. Maryam [19] : ayat 12).*
*Beliau membaca* hingga *firman Alloh *“menjadi panutan, menahan diri (dari hawa nafsu)* dan *seorang Nabi* termasuk *keturunan orang² sholih”.* 📖 *(QS. Ali Imron [3] : ayat 39).*
*Ia tdk pernah berbuat buruk sedikit pun.* Dan *tdk juga* berkeinginan *melakukannya.”*
📚 *(HR. Ath-Thobroni* di dlm kitab *_al-Kabir_* dan *_al-Bazzar)._*
Allah berfirman dalam surat Al-A`raf ayat 175-176:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
Dan bacakanlah kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi kitab) kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat. Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir” (Surat Al-A`raf: 175-176)
Para ulama` Tafsir mengabarkan bahwa ayat ini adalah pengabaran dari Allah Ta`ala kepada Nabi Muhammad -shallallahu`alaihi wa sallam- tentang seseorang yang hidup di zaman Nabi Musa -`alaihissalam- yaitu bernama BAL`AM BIN BA`URA’.
Muhammad bin Ishaq bin Yasar menceritakan dari Salim bin An-Nadhr, ia berkata bahwa Musa -`alaihis-salam- singgah di tanah Bani Kan’an (termasuk bagian dari tanah Syam), di sana lah sosok Bal`am bin Ba`ura’ berada. Kaumnya Bal’am pun mendatangi Bal’am seraya mengatakan: Wahai Bal’am, Musa bin Imran telah hadir di tengah Bani Israil, dan kini telah datang untuk mengusir kami. Sesungguhnya kami adalah kaummu, dan kami tidak memiliki tempat tinggal, sementara engkau adalah orang yang senantiasa terkabul doanya. Keluarlah dan berdoalah kepada Allah agar menimpakan keburukan kepada mereka”.
Bal`am bin Ba`ura’ menjawab: Celakah kalian! Dia adalah Nabi Allah disertai oleh para malaikat dan orang-orang beriman. bagaimana mungkin aku pergi untuk mendoakan keburukan atas mereka, sedangkan kelebihan yang aku miliki ini (mustajabnyasetiap doa yang ia panjatkan) adalah dari Allah?”.
Mereka mengatakan: Tapi Kami tidak memiliki tempat tinggal. Mereka tidak henti-hentinya membujuk dan merendahkan diri di hadapannya untuk memperdayainya sehingga ia pun benar-benar terperdaya.
Kemudian ia mengendarai keledainya menuju ke bukit yang dari puncaknya itu dapat melihat pasukan Bani Isra’il, yaitu bukit Husban. Ketika keledai itu berjalan beberapa langkah, keledai itu menderum. Ia pun turun dan memukulnya. Hingga ketika ia memukulnya dengan keras, barulah keledai itu berdiri, lalu ia menaikinya. Belum sempat berjalan jauh ternyata keledai itu menderum kembali, lalu ia memperlakukan keledai tersebut seperti tadi. Belum juga berjalan jauh keledainya itu kembali menderum lagi, lalu ia memukulnya. Ketika ia menyiksa keledainya seperti itu, maka Allah mengizinkan kepada keledai tersebut untuk berbicara kepadanya sebagai bantahan kepadanya dengan mengatakan: Celaka engkau, wahai Bal’am! Kemana engkau hendak pergi? Tidakkah engkau melihat para malaikat menolakku dari hadapanku ini? apakah engkau pergi kepada Nabi Allah dan kaum mukminin untuk mendoakan keburukan kepada mereka?’. Namun Bal`am tidak bergeming, ia terus menerus memukulnya. Allah membiarkan keledai itu berjalan ketika Bal’am terus memaksanya agar berjalan. Hingga sampailah di atas bukit Husban, di hadapan pasukan Musa dan Bani Israil, ia mulai mendoakan atas mereka. tidaklah ia mendoakan keburukan kepada mereka, melainkan Allah memalingkan lisannya sehingga mendoakan keburukan kepada kaumnya sendiri. Tidaklah ia mendoakan kebaikan kepada kaumnya melainkan Allah memalingkan lisannya sehingga mendoakan kebaikan kepada Bani Israil. Maka kaumnya mengatakan kepadanya: Apakah engkau tahu, wahai Bal’am, apa yang engkau lakukan? Engkau malah mendoakan kebaikan kepada mereka dan mendoakan keburukan kepada kami?”.
Ia menjawab: Inilah yang tidak aku kuasai. Ini sesuatu yang telah Allah taqdirkan.
Kemudian lidahnya menjulur sampai ke dadanya, lalu ia mengatakan: Sekarang telah hilang dariku dunia dan akhirat. Tidak tersisa lagi selain makar dan tipu daya, maka aku akan membuat makar dan tipu daya untuk kalian. Hiasailah para wanita (agar tampak cantik menggoda) dan berikan barang-barang dagangan kepada mereka, kemudian suruhlah mereka pergi ke pasukannya Musa untuk menjual barang-barang tersebut. perintahkan kepada setiap wanita tersebut untuk tidak menolak setiap laki-laki yang menggaulinya. Sebab jika seorang pria dari mereka telah berzina, maka itu sudah cukup bagi kalian.
Mereka pun melakukannya. Ketika para wanita telah masuk di tengah pasukan tersebut, seorang wanita dari Kan’aniyyun yang bernama Kisbi putri Shur—pemimpin kaumnya—lewat di hadapan seorang pemuka Bani Israil, yaitu Zamri bin Syalum, pemuka keturunan Syamun bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Tatkala melihatnya, Zamri tertarik padanya maka ia berdiri menuju wanita itu lalu menggandengkan tangannya. Kemudian ia mendatangi Musa dengan membawa wanita itu seraya mengatakan: Sesungguhnya aku menduga engkau akan mengatakan: ini haram atasmu dan jauhi dia.
Musa mengatakan: Benar, ini haram bagimu. Jangan mendekatinya.
Ia mengatakan: Demi Allah, aku tidak menaatimu dalam hal ini. Lalu ia membawa wanita itu masuk kemahnya lalu menggaulinya, dan Allah mengirimkan penyakit Tha’un di tengah Bani Israil.
Finshash bin Al-Izar bin harun, pelaksana perintah Musa, seorang pria yang diberi karunia berupa tubuh yang besar dan pukulan yang kuat, tidak berada di tempat pada saat Zamri bin Syalum melakukan perbuatan zinanya. Ketika ia datang, sementara Tha’un tengah merebak di tengah bani Israil, dan mendapatkan kabar (tentang apa yang dilakukan Zamri). Maka ia mengambil tombaknya yang seluruhnya terbuat dari besi. Kemudia ia masuk ke kemahnya dan mendapati keduanya tengah tidur, maka ia menusuk keduanya menjadi satu dengan tombaknya. Kemudian ia membawa keluar keduanya sembari mengangkatnya ke udara. Ia memegang tombak dengan tangannya, menyandarkan siku-sikunya pada lambungnya, dan menyandarkan tombak pada dagunya. Ia adalah anak tunggal al-Izar, dan ia mengatakan: Ya Allah, demikianlah kami melakukan terhadap siapa yang bermaksiat kepada-Mu. Dan penyakit Tha’un pun diangkat (dari tengah-tengah Bani Israil).
Orang-orang yang mati dari Bani Israil karena penyakit Tha’un, sejak Zamri berzina dengan wanita itu hingga ia dibunuh oleh Finhash, ternyata terhitung ada 70.000 orang dari mereka telah mati (karena penyakit Tha`un). Ada yang mengatakan, 20.000 orang dalam sesaat di siang hari. Dari sebab jasa itulah Bani Israil memberikan kepada anaknya Finhash bin al-Izar bin Harun dari tiap-tiap sembelihan yang mereka sembelih berupa leher, paha, dan harta mereka yang paling baik; karena ia adalah anak tunggal bapaknya al-Izar.
Berkenaan dengan Bal`am bin Ba`ura’, Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad –shallallahu`alaihi wa sallam- surat Al-A’raf ayat 175-176. (Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Diteliti Oleh Asy-Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Jilid 3 hal. 729-731).
Faidah dari ayat ini di antaranya adalah:
1. Seharusnya orang yang mengetahui ayat-ayat al-kitab memberikan dukungan kepada kebenaran, bukan malah menentangnya.
2. Ayat ini berlaku pula bagi setiap orang yang diberi ilmu tentang ayat-ayat-Nya, namun ia melepaskan diri daripadanya.
3. Allah membiarkan tersesat orang-orang yang enggan mengikuti Nabi yang diutus kepada mereka.
4. Siapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak akan ada yang mampu memberinya petunjuk.
5.Tidak ada seseorang yang bisa menjamin bahwa dirinya akan terus berada di atas hidayah, maka mintalah selalu agar Allah memberikan taufiq serta mati dalam keadaan Islam.
6. Amal seseorang itu dipertimbangkan berdasarkan akhirnya.
7. Kecintaan yang berlebihan kepada perkara-perkara duniawi (pujian, popularitas, kekayaan, jabatan) adalah sumber kerusakan agama seseorang, di mana kerusakan agama karena sebab cinta dunia yang berlebihan bisa lebih buruk kehancurannya ketimbang hancurnya kambing yang dicabik-cabik dua serigala.
Semoga bermanfaat
والله أعلمُ بالـصـواب
#Tauhid Manhaj & Aqidah
بسم الله الرحمن الرحيم
___
⚫ مات بسجن قلعة دمشق سنة 728 هجريا
1). Beliau meninggal di dalam penjara Damaskus tahun 728 H.
⚫ ختم القرآن في سجنه ٨٠ مرة هو وأخوه، وشرعا في الحادية والثمانين، فقرأ إلى "إن المتقين في جنات ونهر" ومات بعدها..
2). Khatam Al Qur'an (dengan hafalan) saat di penjara bersama sahabatnya sebanyak 80 kali. Dan ketika memasuki khataman yang ke 81 kali beliau meninggal setelah membaca ayat :
إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي جَنَّٰتٖ وَنَهَرٖ
"Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman dan sungai-sungai". (QS. Al-Qamar : 54)
⚫ لما علم الناس بوفاته أتوا من كل مكان حتى امتلأت القلعة المسجون فيها عن آخرها..
3). Saat mendengar berita kematian beliau, manusia datang dari segala penjuru dan memenuhi penjara dan jalan jalannya.
⚫ خرجت جنازته للصلاة عليها ودفنها قبل الظهر، ولم يُدفن إلا بعد العصر، من شدة الزحام على جنازته..
4). Jenazah beliau dikeluarkan dari penjara untuk dishalatkan sebelum waktu Zhuhur, dan tidaklah dikubur kecuali setelah Ashar karena kerumunan manusia yang menyaksikan jenazahnya.
⚫ ذهبت نعالُ الناس وعمائمهم، لا يلتفتون إليها من شغلهم بالنظر إلى الجنازة..
5). Sandal dan sorban orang-orang hilang berantakan, mereka tidak memperhatikannya disebabkan kesibukan mereka melihat iringan jenazah.
⚫ لم تشهد دمشق جنازة كهذه قبل ذلك، حتى قُدّر عددُ الرجال ب ستين ألفا إلى مائتي ألف، والنساء ب خمسة عشر ألف امرأة، غير اللاتي كُنّ على الأسطحة وغيرها..
6). Belum pernah ada suasana pemakaman seperti ini di Damaskus sebelumnya, sampai jumlah pria diperkirakan enam puluh ribu hingga dua ratus ribu, dan wanita lima belas ribu, disamping mereka yang menyaksikan dari atap rumah rumah mereka.
⚫ لم يُطبخ في أسواق دمشق في هذا اليوم، ولم تُفتح كثير من الدكاكين ..
7). Tidak ada yang memasak (menjual makanan) di pasar Damaskus pada hari itu dan toko-toko banyak yang tutup.
⚫ كثير من الناس نوى الصوم في هذا اليوم؛ لأنهم لا يتفرغون في هذا اليوم لأكل ولا شرب..
😎. Banyak orang yang meniatkan puasa pada hari ini, karena mereka tidak ada kesempatan untuk makan dan minum.
⚫ لم يتخلف عن جنازته أحد من أهل العلم إلا ثلاثة ، كانوا قد اشتهروا بمعاداته، فخافوا من الناس أن يقتلوهم..
9). Tidak seorangpun diantara ulama yang tidak mengiringi jenazahnya pada saat itu kecuali tiga orang yang dikenal sebagai musuh dakwahnya, karena takut orang-orang (marah) dan membunuh mereka.
⚫ كان في الجنازة عدد كثير لايحصيه إلا الله، حتى صرخ صارخ:
" هكذا تكون جنائز أئمة السنة" ،فتباكى الناس وضجوا عند سماع هذا الصارخ..
10). Orang yang mengiringi jenazah sangat banyak, tidak bisa dihitung kecuali Allah saja. Sampai ada suara keras terdengar mengucapkan : "beginilah penyelenggaraan jenazah para pemimpin Sunnah". Sehingga orang-orang pun menangis histeris ketika mendengar suara itu.
⚫ كل هذا مع أنه كان محبوسا قبل موته من قبل السلطان، وكثير من الفقهاء كانوا ينفرون الناس منه،ومع ذلك كانت هذه جنازته فقط دون سرد علمه ومناقبه رحمه الله رحمة واسعة.
9). Semua ini terjadi setelah dipenjara sebelum kematiannya oleh penguasa, dan banyak fuqaha yang mengasingkan orang darinya. Ini dalam perkara pemakamannya, bagaimana lagi dengan sejarah keilmuannya. Rahimahullah rahmatan wasi'ah.
من كتاب البداية والنهاية ابن كثير /الجزء الرابع عشر. (ص.698/767)
Disarikan dari kitab Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir (14/698-767).
والله أعلمُ بالـصـواب
Orang - orang Berbakat dan Potensial Sudah Biasa dikucilkan Karena Hasad dari Pihak Lain, Simak kisah Akhir Hayat Imam Bukhari Rahimahumullah..
___
Imam Bukhari mendapat tekanan keras di akhir hayatnya dari penguasa kota-kota muslim. Lebih tepatnya kota Naisabur, Bukhara, dan Samarkhan.
Di antara sebabnya:
✓ Imam Bukhari menolak mengajarkan anak-anak mereka di istana. Beliau selalu berkata: "Ilmu itu didatangi. Bukan dibawakan ke pintu-pintu"
✓ Rasa iri sebagian orang terhadap Imam Bukhari karena ketenaran dan sejarah yang ditorehnya. Dan sebab-sebab lainnya.
Ketika Imam Bukhari berumur 62 tahun, penguasa Naisabur memerintahkannya untuk keluar dari kota dan berkata bahwa keberadaannya tidak lagi diharapkan.
Beliau pun meninggalkan Naisabur hingga sampai di tanah lahirnya, Bukhara. Orang berbondong-bondong menyambutnya di gerbang kota dengan harta dan gula. Masyarakat biasa, penuntut ilmu, dan sebagian ahli hadist berkumpul di sana meninggalkan majelis ahli hadis lain sehingga hal itu membuat panas hati sebagian orang.
Tetapi tidak berselang lama, ketenaran itu membuat murka penguasa Bukhara, di samping datangnya surat dari penguasa Naisabur bahwa Imam Bukhari harus segera diusir dari Bukhara sebagaimana beliau diusir sebelumnya dari Naisabur.
Utusan penguasa Bukhara sampai di depan rumah dan meminta Imam Bukhari untuk segera meninggalkan Kota. Perintahnya berbunyi "Sekarang juga" beliau harus keluar!.
Imam Bukhari bahkan tidak diberi waktu untuk sekedar mengumpulkan dan merapikan buku-bukunya. Beliau terpaksa keluar kemudian berkemah di perbatasan Kota selama tiga hari untuk merapikan buku-bukunya sedangkan beliau tidak tau entah mau pergi kemana.
Imam Bukhari akhirnya memutuskan berangkat ke arah Kota Samarkhan. Tidak sampai masuk ke Kota, beliau berbelok ke arah salah satu desa disekitarnya, desa Kartank. Bertamu kepada sebagian kerabatnya di sana. Kali ini beliau ditemani oleh Ibrahim bin Ma'qil.
Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pengawal penguasa Samarkhan pun sampai di depan pintu rumah tempat Imam Bukhari bertamu.
Kali ini perintah dari penguasa Samakhan adalah: Imam Bukhari harus keluar dari Samarkhan dan desa-desa sekitarnya. Padahal saat itu adalah malam Idul Fitri. Sayangnya, beliau disuruh untuk keluar "Sekarang" bukan setelah Idul Fitri.
Imam Bukhari takut membuat masalah untuk kerabat yang sudah memuliakannya. Ibrahim bin Ma'qil merapikan buku beliau di salah satu tunggangan beliau dan menyiapkan tunggangan lainnya untuk Imam Bukhari.
Ibrahim bin Ma'qil kembali ke rumah, barulah Imam Bukhari keluar dalam keadaan terpaksa. Keduanya berjalan menuju tunggangan.
Setelah 20 langkah, Imam Bukhari merasakan letih yang amat sangat. Beliau meminta Ibnu Ma'qil menunggunya sebentar untuk beristirahat.
Imam Bukhari duduk di tepi jalan kemudian tertidur. Beberapa menit setelahnya, ketika Ibnu Ma'qil ingin menbangunkan beliau, ternyata ruh beliau sudah diangkat ke sisi Allah. Rahimahullah.
Imam Bukhari wafat di tepi jalan pada malam Idul Fitri, 1 Syawal 256H. Dalam keadaan terusir dari satu kota ke kota lain di usia tuanya, 62 tahun.
Hari ini, tidak ada yang mengenali nama penguasa Naisabur, Bukhara, dan Samarkhan ketika itu. Tetapi semua kenal dengan Imam Bukhari.
Semoga Allah merahmati Imam Bukhari dan mengangkat derajatnya di surga yang tinggi bersama para nabi, syuhada, dan orang-orang salih.
___
Siyar A'lam An-Nubala 12/468
Shalih Al-Murriy bercerita, "Pada suatu malam Jum'at saya berada di area pekuburan dan tertidur. Tiba-tiba kuburan-kuburan itu terbelah dan keluarlah mayat-mayat dari dalamnya lalu duduk berkelompok-kelompok. Kemudian turunlah talam-talam yang tertutup menghampiri mereka. Di antara mereka ada seorang pemuda yang mendapat siksa dengan berbagai siksa. Saya mendekatinya dan menanyainya, "Wahai pemuda, mengapa engkau disiksa di tengah-tengah kaum itu?" Pemuda itu menjawab, "Wahai Shalih, demi Allah, saya minta tolong kepadamu untuk menyampaikan berita saya kepada ibu saya. Kasihanilah saya! Semoga Allah menjadikan jalan keluar untuk saya melalui tangan Anda. Ketika saya meninggal, ibu saya mengumpulkan wanita-wanita tukang meratap untuk meratapi saya.
Mereka meratapi saya setiap hari. Dan karena itu, saya disiksa dari arah kanan dengan api, dari kiri juga, dari belakang juga, dan dari depan juga. Saya benar-benar dikepung api. Semua ini karena ucapan buruk ibu saya." Lalu pemuda itu menangis sedih sehingga saya pun turut menangis. Pemuda itu melanjutkan, "Wahai Shalih, demi Allah, saya minta tolong kepada Anda, temuilah ibu saya di kampung 'anu' dan katakan kepadanya Mengapa Ibu tega menyiksa anak Ibu? Bukankah Ibu telah memelihara dan menjaga saya dari segala yang tidak baik. namun mengapa setelah saya meninggal, ibu malah melemparkan saya kepada siksaan?
Wahai Ibu, seandainya ibu melihat keadaan saya, rantai di leher saya dan belenggu di kaki saya, serta malaikat adzab yang memukul dan membentak saya. Seandainya Ibu melihat keadaan saya yang buruk, tentu ibu akan mengasihani saya. Kalau Ibu tidak mau meninggalkan perbuatan meratap itu. niscaya akan sava tuntut kelak di akhirat." Shalih melanjutkan, "Saya terbangun dengan perasaan takut dan gelisah hingga tidak bisa tidur lagi sampai fajar menjelang. Paginya saya langsung pergi ke kota untuk menemui ibu pemuda itu. Ketika saya sampai di rumahnya, tampak suasana duka menghiasi rumah itu. Suara tangisan dan ratapan terdengar dari dalamnya. Saya mengetuk pintu, lalu keluarlah seorang wanita tua. Wanita itu bertanya, Tuan perlu apa?" Saya menjawab. "Saya ingin menemui ibu pemuda yang meninggal itu." Wanita itu bertanya lagi, Apa yang tuan inginkan? Dia sedang sibuk dalam kesedihannya. Saya menjawab, "Pertemukan saya dengannya, saya membawa kabar dari anaknya. Wanita itu masuk lalu memberitahukan kepada ibu pemuda itu.
Tak lama kemudian, keluarlah ibu pemuda itu dalam pakaian hitam-hitam. Wajahnya lebam kebiru-biruan karena banyak menangis dan tamparan. Lalu ia bertanya, "Anda siapa?" Saya menjawab, "Saya Shalih al-Murriy, tadi malam saya bermimpi di pekuburan bertemu dengan anak ibu. Saya melihatnya dalam keadaan disiksa. Dia berkata, "Wahai Ibu, Ibu telah memelihara dan menjaga saya dari segala hal yang buruk. Namun mengapa ketika sava meninggal dunia, ibu malah melemparkan saya ke dalam siksaan? Jika ibu tidak meninggalkan perbuatan meratap itu, kelak pada hari kiamat akan saya tuntut Begitu wanita itu mendengar berita anaknya tersebut, ia menjadi tak sadarkan diri, pingsan, dan jatuh ke lantai. Setelah siuman, la menangis sedih seraya berkata, "Wahai anakku, sungguh malang nasibmu! Seandainya aku tahu keadaanmu akan menjadi demikian, tentu aku tidak akan melakukannya.
Sekarang aku bertaubat kepada Allah ta'ala. Kemudian wanita itu masuk ke dalam rumah, menyuruh pergi wanita-wanita tukang meratap itu, dan mengganti bajunya dengan yang lain. Setelah itu, ia mengeluarkan sekantong uang, lalu berkata, "Wahai Shalih, tolong Anda bagi-bagikan ini kepada fakir miskin sebagai sedekah atas anakku!" Kemudian saya mohon diri, dan mendoakannya lalu membagi- bagikan uang sedekah itu kepada fakir miskin. Pada malam Jum'at berikutnya, seperti biasa saya mendatangi area pekuburan dan tidur di sana. Saya bermimpi melihat penghuni kubur itu semuanya sudah keluar dari dalam kubur mereka dan duduk sebagaimana biasanya. Mereka menerima talam-talam yang tertutup. Tiba-tiba tampak oleh saya, pemuda itu sedang tertawa gembira ia pun menerima talam itu. Ketika ia melihat saya, ia menghampiri saya dan berkata. "Terima kasih wahai Shalih, semoga Allah membalas kebaikan Anda kepada saya. Allah telah meringankan adzab-Nya kepada saya, karena ibu telah meninggalkan perbuatannya dahulu. Saya telah menerima balasan dari apa yang disedekahkan oleh beliau atas nama saya."
Apa sebenarnya talam itu, tanya saya. Pemuda itu menjawab, "Itu adalah hadiah orang hidup untuk orang yang sudah mati, berupa sedekah, bacaan Qur'an."" doa, dan lain-lain. Ini turun setiap malam Jum'at sambil dikatakan, Ini hadiah dari si fulan kepadamu!" "O...ya. kembalilah kepada ibuku dan sampaikan salam saya kepadanya dan katakan kepadanya. Semoga Allah membalas kebaikannya terhadap saya. Sedekah-nya sudah sampai kepada saya, dan beliau tidak lama lagi akan menyusul saya, maka hendaknya beliau bersiap-siap." Lalu saya terbangun dan beberapa hari kemudian saya pergi ke rumah ibu pemuda itu. Di depan rumah itu tampak ada keranda mayat Saya bertanya, "Siapa yang meninggal dunia?" Orang-orang yang ada di situ menjawab, "Ibu pemuda itu." Saya pun lalu mensholatinya dan menguburkannya di samping kuburan anaknya. Kemudian saya mendoakan keduanya dan lalu pulang.
Semoga Allah mewafatkan kita sebagai orang-orang yang berserah diri serta mempertemukan kita dengan orang-orang shalih dan juga menyelamatkan kita dari siksa api neraka. Sesungguhnya Dia Maha Memberi lagi Maha Pemurah.
Sumber : Dosa-dosa Besar (Syamsuddin Muhammad bin 'Utsman bin Qaimaz At-Turkmaniy Al-Fariqiy Ad-Dimasyqiy Asy-Syafi'i)
Imam Ahmad bin Hanbal ra (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hanbali. dimasa akhir hidup beliau bercerita, "satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju ke salah satu kota di Irak,".
Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita "saat tiba disana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat". Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya "kenapa syaikh, mau ngapain disini?". (kata "syaikh" bisa dipakai untuk 3 panggilan, bisa untuk orang tua, orang kaya ataupun orang yang berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena imam Ahmad kelihatan sebagai orang tua).
Marbot tidak tau kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya. Di Irak, semua orang kenal siapa imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadis, sejuta hadis dihafalnya, sangat shalih dan zuhud. Zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tahu wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. Kata imam Ahmad "saya ingin istirahat, saya musafir". Kata marbot, "tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid. Imam Ahmad melanjutkan bercerita "saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, maka dikuncilah pintu masjid.
Lalu saya ingin tidur di teras masjid." Ketika sudah berbaring di teras masjid marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mau ngapain lagi syaikh?" Kata marbot. "Mau tidur, saya musafir" kata imam Ahmad. Lalu marbot berkata, "di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga tidak boleh". Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita " saya didorong-dorong sampai jalanan". Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi. Saat imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh "mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil".
Kata imam Ahmad "baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk dibelakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir). Penjual roti ini punya perilaku tersendiri, kalau imam Ahmad ngajak ngomong, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar, Astaghfirullah. Saat meletakkan garam astaghfirullah, memecahkan telur astaghfirullah, mencampur gandum astaghfirullah. Selalu mengucap istighfar.
Imam Ahmad memperhatikan terus. Lalu imam Ahmad bertanya "sudah berapa lama kamu lakukan ini?". Orang itu menjawab "sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan". Imam Ahmad bertanya : "apa hasil dari perbuatanmu ini?", orang itu menjawab "(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. semua yang saya minta
ya Allah...., langsung diterima". (memang Nabi saw pernah bersabda :"siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya). Lalu orang itu melanjutkan "semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah kabulkan".
Imam Ahmad penasaran kemudian bertanya "apa itu?". Kata orang itu "saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad". seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, "Allahuakbar, Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan karena istighfarmu"..(penjual roti terperanjat, memuji Allah, ternyata yang di depannya adalah Imam Ahmad).
(Sumber : manakib imam Ahmad).
Diceritakan ada seorang laki-laki yang kaya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Sesampai nya di Mekah ia menitipkan uangnya sebanyak 1.000 dinar kepada seseorang yang terkenal dapat dipercaya dan shalih sampai seusai wuquf di Arafah. Ketika ia telah menyelesaikan wuqufnya ia kembali ke Mekah dan mendapati orang yang dititipinya telah meninggal la menanyakan perihal uangnya kepada keluarganya. Ternyata tidak seorang pun dari anggota keluarganya yang mengetahuinya. Orang itu pun mengadukan masalahnya kepada para ulama Mekah. Mereka berkata, "Apabila separuh malam telah berlalu. mendekatlah ke sumur Zamzam, lihatlah, dan panggil namanya. Jika ia termasuk penghuni surga niscaya ia akan menjawab panggilanmu. pada kali pertama." Maka orang itu mengikuti nasehat mereka, mendatangi sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawaban.
Karenanya ia kembali kepada mereka, mencerita-kannya. Mereka berkata, "Inna lilahi wa inna ilaihi rajiûn. Kami khawatir jangan- jangan temanmu itu termasuk penghuni neraka. Pergilah ke tanah Yaman, Di sana ada sebuah sumur yang dberi nama sumur Barhut. Kaatanya sumur itu berada di tepi Jahannam. Lihatlah di waktu malam, dan panggillah temanmu. Jika ia termasuk penghuni neraka niscaya ia akan menjawab panggilanmu. Maka orang itu pun berangkat ke Yaman dan bertanya-tanya tentang sumur itu. Seseorang menunjukkannya. dan ia pun mendatanginya di malam hari. la melihat ke dalamnya dan berseru, "Hai Fulan!" Ada jawaban. Ia bertanya, "Di mana uang. emasku?" "Aku tanam di bagian 'anu' dalam rumahku. Aku memang belum memberitahukannya kepada anakku. Galilah pasti kamu. mendapatkannya.", suara jawaban itu. Orang itu bertanya lagi, "Apa yang menyebabkanmu berada di sini padahal menurut prasangka kami. kamu adalah seorang yang baik?" Terdengar suara jawaban. "Aku punya seorang saudara perempuan yang fakir. Aku menjauhinya dan tidak menaruh belas kasihan kepadanya. Maka Allah menghukumku dan merendahkan kedudukanku seperti ini,"
Ini sesuai dengan sabda Nabi dalam hadits yang shahih. "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan."Maksudnya memutuskan ikatan rahim seperti saudara perempuan, bibi, keponakan, dan yang lainnya dari antara kerabat.
Kita memohon taufiq kepada Allah untuk dapat mentaatiNya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
Pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan ada seorang pernuda datang menghadapnya sambil menangis dengan sedih Pemuda itu berkata, "Wahai amirul mukminin, saya telah melakukan suatu perbuatan dosa yang sangat besar sekali apakah masih ada taubat untukku Abdul Malik menjawab Apakah dosamu itu?" "Dosa saya besar!", jawab pemuda itu. Abdal Malik berkata. Apapun dosamu bertaubatlah kepada Allah Sungguh Dia menerima taubat hamba- hamba-Nya dan memaafkan dosa-dosa mereka
Pemuda itu mulai bercerita Wahai amirul mukminin, dahulu saya suka membongkar kuburan, dan ketika itu saya melihat kejadian-kejadian yang aneh. Apa yang kau lihat?" tanya Abdul Malik. Pemuda ini menjawab. "Wahai amirul mukminin, pada suatu malam saya membongkar kuburan: Saya lihat mayat yang ada di dalamnya wajahnya berpaling dari kiblat. Saya merasa ketakutan dan bermaksud keluar darinya, lalu tiba-tiba terdengar suara, Tidakkah kamu ingin tahu tentang si mayit, oleh sebab apa wajahnya digalingkan dari kiblat Mengapa ia dipalingkan? tanya saya. Suara itu menjawab, Karena ia suka meremehkan shalat Inilah alasan bagi orang yang melakukan apa yang dilakukannya!
Lalu pada kesempatan yang lain, ketika saya membongkar sebuah kuburan, saya lihat mayat yang ada di dalamnya telah berubah menjadi seekor babi, yang pada lehernya terikat rantai dan belenggu. Saya pun ketakutan dan bermaksud keluar melarikan diri. Namun, sekonyong-konyong terdengar suara dari kuburan itu. Tidakkah kamu ingin tahu tentang amalnya dan oleh sebab apa ia disiksa? Saya menjawab. Mengapa? Suara itu menjawab, Dahulu ketika di dunia suka meminum khamr dan ia mati sebelum sempat bertaubat!
Yang ketiga wahai amirul mukminin, ketika saya membongkar kuburan yang lain, tampak oleh saya penghuni kuburan itu telah diikat di tanah dengan temali dari api dan lidahnya dikeluarkan dari lehernya. Saya takut dan hendak keluar. Namun tiba-tiba saya dipanggil, 'Apakah kamu tidak ingin tahu mengapa ia disiksa seperti itu? Mengapa?", jawab saya. Dulunya ia orang yang tidak seksama dalam bersuci dari air kencingnya dan suka ke sana ke mari mengadu domba. Inilah balasan bagi yang melakukan dosa semisalnya.. jawab suara itu.
Yang keempat wahai amirul mukminin, saya membongkar sebuah kuburan dan saya dapati si mayit telah terpanggang dalam api. Saya ketakutan dan ingin keluar. Namun suara itu mencegah saya. Apakah kamu tidak ingin bertanya tentang keadaannya? Bagaimana keadaannya?", tanya saya. Suara itu menjawab. Dahulu ia suka meninggalkan shalat.
Yang kelima wahai amirul mukminin, saya membongkar sebuah kuburan, tampak oleh saya kuburan itu telah dilapangkan untuk si mayit sejauh mata memandang. Di dalamnya ada cahaya yang terang benderang. Adapun si mayit, dia tidur di atas dipan dengan wajah yang berseri-seri dan memakai pakaian yang indah-indah. Saya menjadi gentar karenanya dan bermaksud akan keluar. Tiba-tiba terdengar suara, Apakah kamu tidak ingin bertanya mengapa ia mendapatkan kemuliaan itu? Mengapa demikian?", tanya saya. Suara itu menjawab, Karena ia adalah seorang yang taat, yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah Subhana Wa Ta’ala.
Setelah pemuda itu menceritakan pengalamannya, maka Abdul Malik berkata, "Sesungguhnya dalam kejadian-kejadian itu ada pelajaran dan peringatan bagi orang-orang yang durhaka, serta kabar gembira bagi orang-orang yang taat. Bagi orang yang telah melakukan bentuk-bentuk kemaksiatan di atas, mestinya segera bertaubat kepada Allah dan mentaati-Nya."
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai bagian dari golongan orang-orang yang taat serta menjauhkan kita dari perbuatan orang-orang fasik Sesungguhnya Dia Maha Memberi lagi Maha Pemurah.
Sumber : Dosa-dosa Besar (Syamsuddin Muhammad bin 'Utsman bin Qaimaz At-Turkmaniy Al-Fariqiy Ad-Dimasyqiy Asy-Syafi'i)
Dari Sahl bin Hunaif Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ
Siapa yang dengan jujur meminta kepada Allah untuk mati syahid, maka Allah akan mengangkat derajatnya seperti derajat orang yang mati syahid, meskipun nantinya dia akan mati di ranjang. (HR. Muslim 5039, dan Ibnu Majah 2797).
An-Nawawi mengatakan,
فيه استحباب سؤال الشهادة واستحباب نية الخير
Dalam hadis ini terdapat anjuran untuk berdoa meminta mati syahid. Dan anjuran memiliki niat yang baik. (Syarh Shahih Muslim, an-Nawawi, 13/55).
Diantara praktek dalam hal ini adalah doa yang dipanjatkan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu. Beliau pernah memanjatkan sebuah doa,
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِى شَهَادَةً فِى سَبِيلِكَ ، وَاجْعَلْ مَوْتِى فِى بَلَدِ رَسُولِكَ – صلى الله عليه وسلم
Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari 1890)
Doa memohon agar dimatikan dalam keadaan syahid termasuk berdoa kebaikan. Karena Allah memberikan janji yang sangat besar bagi orang yang mati syahid.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَأَنَّ لَهُ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ شَىْءٍ غَيْرُ الشَّهِيدِ فَإِنَّهُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنَ الْكَرَامَةِ
Tiada seorangpun yang masuk surga berangan-angan suka kembali ke dunia, dan mereka memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini.Kecuali orang yang mati syahid. Dia bercita-cita untuk kembali ke dunia kemudian dibunuh, berulang sepuluh kali, setelah dia melihat besarnya pahala yang Allah berikan kepadanya. (HR. Bukhari 2662, Muslim 4976, dan yang lainnya).