Jika di antara mereka tampak ada yg kesusahan, datangi dan bantulah mereka, jika ada yg datang maka sambut lah dan katakan kepada nya, apakah ada yg bisa ana bantu....???
Jika di antara mereka ada terlibat hutang sama kita, datangi dan ma'afkanlah mereka, kemudian ikhlaskan lah. karna seorang yg bertauhid tidak mungkin lari dari tanggung jawab nya terhadap pembayaran hutang, itu semua karna mereka blm diberi kemampuan.. berhusnudzonlah....
jika diantara mereka ada pernah melakukan kedzoliman kepada kita, maafkan lah...
tahukah kalian kenapa kita harus melakukan ini semua...??
karna sesungguhnya, nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda: di antara hamba-hamba Allah itu terdapat orang-orang yang bukan nabi dan bukan pula syuhada....
Akan tetapi, para nabi dan syuhada iri kepada mereka di Hari Kiamat karena kedudukan mereka di hadapan Allah..
Seorang sahabat kemudian bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa saja amal yang telah mereka perbuat? Barangkali kami bisa mencintai mereka....
___
Nabi sallallahu alaihi wasallam menjawab: Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Allah...bukan karna ada hubungan kekerabatan, juga bukan karna harta benda yg saling mereka berikan.
Demi Allah, wajah mereka benar-benar bercahaya, dan sungguh,, Mereka tidak takut kala kebanyakan manusia takut, dan tidak pula bersedih hati saat kebanyakan manusia bersedih hati...
-------‐----
Inilah cinta dan benci karna Allah.. cinta terhadap orang2 yg Allah cintai, dan benci terhadap orang2 yg Allah benci...inilah Al wala wal baro yg lewat dari beranda kajian kita... kebencian kita pada suatu kaum di hari2 ini UKURAN NYA BUKAN LAGI KARNA TAUHID... tapi karna hutang saudara kita yang tidak segera di bayarkan... kemudian kita mengancam nya dengan mendatangkan hadits2 rasulullah bahwa orang yang mati membawa hutang dosa nya tidak akan di ampuni... karna tidak di ampuni, maka orang yg bertauhid tersebut status nya akan kekal di dalam neraka....padahal Allah subhanahu wata'ala berfirman:
Annisa 48, Sesungguh nya Allah akan mengampuni selain dari dosa syirik itu bagi siapa yg dikehendaki nya...bagai mana jika ternyata Allah berkehendak mengampuni dosa nya karna ketidak mampuan nya dalam membayar hutang?
sementara pagi siang malam hati kita dipenuhi dengan kebencian?
wallahu a'lam bissawab
🗣️ Ikut-ikutan tanpa tau ujung pangkalnya, tanpa mengerti ilmu dan duduk permasalahannya, ikut-ikutan memusuhi, ikut-ikutan membenci, ikut-ikutan melontarkan tuduhan merupakan perilakunya masyarakat jahiliah yang sangat kontras dengan ajaran Islam.
📍 Allah subhanahu wa ta'ala mengabarkan tatkala manusia seluruhnya dikumpulkan di Padang Mahsyar, berkatalah para pengikut yang loyal kepada tokoh panutannya yang sombong menolak kebenaran,
إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۚ
"Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah engkau menghindarkan kami dari azab Allah sedikitpun?”
(QS. Ibrahim: 21)
✨ Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan siapa yang dimaksud para pengikut dan tokoh yang dikaguminya itu,
فقال التباع منهم للمتبوعين وهم الذين كانوا يستكبرون في الدنيا عن إخلاص العبادة لله واتباع الرسل الذين أرسلوا إليهم
"Berkatalah "at-tubba'" (para pengikut) kepada tokoh-tokoh yang diikutinya; mereka adalah orang-orang yang sangat sombong di dunia dari memurnikan ibadah kepada Allah dengan tauhid dan mengikuti sunnah para Rasul yang diutus kepada mereka."
📚 Jami'ul Bayan Fi Ta'wilil Qur'an
✨ Al-Hafidzh Ibnu Katsir Asy-Syafii rahimahullah berkata,
وهم الأتباع لقادتهم وسادتهم وكبرائهم الذين استكبروا عن عبادة الله وحده لا شريك له وعن موافقة الرسل
"Mereka adalah orang-orang yang mengikuti para pimpinannya, tokohnya dan para pembesarnya yang sombong menolak mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya, dan menolak menyelisihi ajaran para Rasul."
📚 Tafsirul Qur'anil 'Adzhim
✨ Syaikh Al-'Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Si'di rahimahullah berkata,
أي: التابعون والمقلدون { لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا } وهم: المتبوعون الذين هم قادة في الضلال
"Orang-orang yang lemah yaitu para pengikut yang fanatik dan taqlid buta kepada orang-orang yang sombong yaitu para pimpinan dalam kesesatan."
📚 Taisirul Karimirrahman
💧 Semoga Allah menjauhkan kaum muslimin dari sikap fanatik buta yang sering dibungkus dengan LABEL BUDAYA, bahkan IKUT ULAMA dan ORANG SALEH.
Dari Abdullah bin 'Umar -Radhiyallahu'anhu- bahwa Nabi -Shallallahu'alaihi wa Sallam- bersabda:
(Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutupi (aibnya) pada hari kiamat.) [Muttafaq 'alaih]
1. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya
Islam merupakan ikatan persaudaraan yang menyatukan kaum muslimin di seluruh penjuru bumi, bukan ikatan yang berdasarkan kesukuan, batas negara maupun bangsa, dan ikatan keimanan ini wajib memberikan loyalitas, pertolongan, dan bantuan.
2. Dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti
Seorang muslim tidak boleh mendzalimi saudaranya dengan mengambil haknya atau menganiayanya, juga tidak menyerahkannya kepada orang yang mendzalimi dan menganiayanya. Sebaliknya, ia harus berusaha dengan segala cara yang syar'i untuk membantunya menghilangkan kedzaliman yang menimpanya.
3. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya
Kaum muslimin itu satu tangan, yang kuat menolong yang lemah, yang kaya membantu yang faqir. Barangsiapa di antara kaum muslimin membantu saudaranya dalam memenuhi kebutuhannya, niscaya Allah Ta'ala akan membalasnya dengan dimudahkan urusannya sebagai balasannya, pahalanya adalah sesuai amal.
4. Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat
Ini ditekankan pada saat-saat sulit dan bencana umum, seperti perang, musibah, dan sejenisnya. Maka hendaknya ia mengulurkan tangan membantu saudaranya yang muslim dan menolong mereka dengan harta, berperang, senjata, tempat berlindung, do'a, dan apa saja yang ia mampu.
5. Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutupi (aibnya) pada hari kiamat
Artinya barangsiapa melihat aib atau kekurangan pada diri seorang muslim, hendaknya ia menutupinya dan tidak membeberkannya, semoga dengan demikian Allah membalasnya dengan menutupi maksiat dan dosa-dosanya sejak diciptakan pada hari kiamat sebagai imbalannya, barangsiapa yang berusaha menguntit aurat kaum muslimin, Allah Ta'ala akan menyingkap rahasia yang disembunyikannya.
Bismillah
Dahulu Syaikh Muhammad –rahimahullah– menulis Kitab At Tauhid. Beliau mensyarahnya untuk murid-muridnya dan mengulang-ulang pembahasan-pembahasannya kepada mereka.
Suatu hari murid-muridnya berkata,“Wahai syaikh, kami harap Anda mau mengganti pelajaran yang Anda sampaikan kepada kami dengan materi-materi yang lain, seperti kisah, siroh, dan sejarah.”
Syaikh itu menanggapi, “Insya Allah akan saya pertimbangkan.”
Keesokan harinya, dia keluar menemui murid-muridnya dengan wajah yang menyiratkan kesedihan dan beban pikiran. Merekapun bertanya tentang hal yang membuat beliau bersedih. Dia menjawab, “Aku mendengar bahwa seorang warga kampung tetangga menempati rumah baru, dia merasa takut diganggu jin, lalu dia menyembelih seekor ayam jantan di ambang pintu untuk mendekatkan diri kepada jin, dan aku telah mengirim seseorang untuk mencari kebenaran berita tersebut.”
Ternyata para muridnya tidak bereaksi apapun mendengar berita tersebut. Mereka hanya berdoa memintakan hidayah bagi orang tersebut, dan mereka hanya terdiam.
Keesokan harinya Syaikh kembali menemui mereka dan berkata, “Kami telah mendapatkan kejelasan berita tersebut, ternyata peristiwanya tidak seperti yang aku dengar. Lelaki tersebut tidak pernah menyembelih seekor ayam jantan untuk mendekatkan diri kepada jin, tapi yang dia lakukan adalah berzina dengan ibunya.”
Kontan mereka gempar dan marah. Mereka memaki-maki dan mengoceh banyak. Mereka berkata, “Perbuatannya harus digugat, dia harus dinasihati, dia harus dihukum.” Dan banyak lagi umpatan mereka.
Kemudian Syaikh berkata, “Sungguh aneh kalian ini. Begitukah reaksi kalian mengingkari orang yang terjerumus dalam satu perbuatan dosa besar padahal perbuatannya itu tak mengeluarkannya dari Islam. Tapi kalian tidak mengingkari orang yang terjerumus dalam kemusyrikan , menyembelih untuk selain Alloh Ta’ala dan mengalamatkan ibadah kepada selain Alloh Azza wa Jalla?”
Murid-muridnya terdiam, kemudian Syaikh menunjuk salah seorang dari mereka sambil berkata, “Bangun dan ambilkan kitab tauhid, kita akan membahasnya dari awal!”
—Dinukil dari kitab “Irkab Ma’anaa”
#Tauhid Manhaj & Aqidah
Hakikat seseorang disebut berilmu itu bukan dengan mengkhatamkan banyak kitab, atau banyak mengumpulkan maklumat, atau tahu banyak rumus dan kaidah. Namun hakikat ilmu adalah amal dan takutnya kepada Allah.
Ibnu Masud radhiyallahu anhu berkata:
«لَيْسَ الْعِلْمُ لِلْمَرْءِ بِكَثْرَةِ الرِّوَايَةِ وَلَكِنَّ الْعِلْمَ الْخَشْيَةُ»
"Bukanlah ilmu bagi seseorang dengan banyaknya riwayat, akan tetapi ilmu itu adalah takut kepada Allah."
Imam Malik rahimahullah berkata:
الْعِلْمُ نُورٌ يَجْعَلُهُ اللهُ حَيْثُ يَشَاءُ لَيْسَ بِكَثْرَةِ الرِّوَايَةِ
“Ilmu itu cahaya yang Allah anugerahkan kepada siapa yang Dia kehendaki, bukan dengan banyaknya riwayat.” [HR. Al Muwatha, no 36]
Sufyan at Tsauri rahimahullah berkata:
لَيْسَ طَلَبُ الْعِلْمِ فُلَانٌ عَنْ فُلَانٍ إِنَّمَا طَلَبُ الْعِلْمِ الْخَشْيَةُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
"Menuntut ilmu itu bukan meriwayatkan dari Fulan dari Fulan. Menuntut ilmu itu hanyalah rasa takut kepada Allah 'Azza wajalla" [Siyar Salafis Shalihin 2/1001]
Syaikhul Islam rahimahullah berkata:
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ فَذَنْبُهُ مِنْ جِنْسِ ذَنْبِ الْيَهُودِ
"Manusia yang paling berat siksanya pada Hari Kiamat adalah orang alim namun tidak bermanfaat ilmunya. Maka pelanggaran mereka itu seperti pelanggarannya kaum Yahudi." [Ghidzaul Albab 2l521]
As Sya'bi rahimahullah berkata:
إِنَّا لَسْنَا بِالْفُقَهَاءِ ، وَلَكِنَّا سَمِعْنَا الْحَدِيثَ فَرَوَيْنَاهُ ، وَلَكِنَّ الْفُقَهَاءَ مَنْ إِذَا عَلِمَ عَمِلَ
“Kami bukanlah ahli fikih (ulama). Kami hanya mendengar hadis lalu kami meriwayatkan. Akan tetapi hakikat ahli fikih itu orang yang mengetahui ilmu, lalu mengamalkannya." [As Siyar 11/213]
Maka dengan mengamalkan ilmu, justru semakin kuat hafalan seseorang, sebagaimana dikatakan oleh:
Al Waki' bin Al Jarrah rahimahullah:
كُنَّا نَسْتَعِينُ عَلَى حِفْظِ الْحَدِيثِ بِالْعَمَلِ بِهِ
"Adalah kami membantu hafalan hadis dengan mengamalkannya." [Al Baa'itsul Hatsits, hal. 158]
Wallahu waliyyut taufiq.
Menjelang Malam Tahanlah anak anak kalian
Menutup pintu pada waktu malam dengan membaca basmalah
Dari Jabir ra, Rasulullah ﷺ bersabda,
َ ﺇِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺟُﻨْﺢُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﺃَﻭْ ﺃَﻣْﺴَﻴْﺘُﻢْ ﻓَﻜُﻔُّﻮﺍ ﺻِﺒْﻴَﺎﻧَﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻳَﻨْﺘَﺸِﺮُ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺫَﻫَﺐَ ﺳَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻓَﺨَﻠُّﻮﻫُﻢْ ﻭَﺃَﻏْﻠِﻘُﻮﺍ ﺍْﻷَﺑْﻮَﺍﺏَ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻻَ ﻳَﻔْﺘَﺢُ ﺑَﺎﺑًﺎ ﻣُﻐْﻠَﻘًﺎ ﻭَﺃَﻭْﻛُﻮﺍ ﻗِﺮَﺑَﻜُﻢْ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺧَﻤِّﺮُﻭﺍ ﺁﻧِﻴَﺘَﻜُﻢْ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺮُﺿُﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﺃَﻃْﻔِﺌُﻮﺍ ﻣَﺼَﺎﺑِﻴﺤَﻜُﻢ
“Bila malam menjelang, tahanlah anak-anak kalian karena sesungguhnya setan berkeliaran pada saat itu. Bila malam sudah gelap maka lepaskanlah mereka dan tutuplah pintu serta sebutlah nama Allah karena sesungguhnya setan tidak membuka pintu yang tertutup. Ikatlah (tutuplah) tempat-tempat air dan sebutlah nama Allah. Tutuplah bejana-bejana kalian dan sebutlah nama Allah sekalipun dengan meletakkan sesuatu di atasnya dan padamkanlah lampu-lampu (pendiangan api) kalian.”
[HR Muslim no 2756)]
Menyebut basmalah sebelum masuk rumah dan sebelum makan
ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺑَﻴْﺘَﻪُ ﻓَﺬَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠﻪ ﻋِﻨْﺪَ ﺩُﺧُﻮﻟِﻪِ ﻭَﻋِﻨْﺪَ ﻃَﻌَﺎﻣِﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻻَ ﻣَﺒِﻴﺖَ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻻَ ﻋَﺸَﺎﺀَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺬْﻛُﺮِ ﺍﻟﻠﻪ ﻋِﻨْﺪَ ﺩُﺧُﻮﻟِﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﺃَﺩْﺭَﻛْﺘُﻢُ ﺍﻟْﻤَﺒِﻴﺖَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﻳَﺬْﻛُﺮِ ﺍﻟﻠﻪ ﻋِﻨْﺪَ ﻃَﻌَﺎﻣِﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺩْﺭَﻛْﺘُﻢُ ﺍﻟْﻤَﺒِﻴﺖَ ﻭَﺍﻟْﻌَﺸَﺎﺀ
Dari Jabir bin Abdullah, ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
“Apabila seseorang masuk rumahnya lalu menyebut nama Allah pada saat masuk dan pada saat makan, maka setan berkata (kepada kawan-kawannya): “Tidak ada bermalam dan tidak ada makan malam buat kalian.”
Tetapi jika seseorang masuk rumahnya dengan tidak menyebut nama Allah maka setan berkata (kepada kawan-kawannya): “Kalian dapat bermalam”, bila dia tidak menyebut nama Allah pada saat makan,maka setan berkata (kepada kawan-kawannya): “Kalian dapat bermalam dan makan malam.”
[HR Muslim: 13/190 Nawawi]
Di antara konsekuensi dari tauhid atau syahadat laa ilaaha illallah adalah adanya cinta dan loyalitas kepada orang-orang mukmin, dan berlepas diri dari orang-orang kafir. Ini di antara prinsip yang wajib dimiliki oleh seorang mukmin, yaitu aqidah al-wala’ wal bara’. Sayangnya, aqidah ini dianggap aqidah usang dan aqidah yang asing alias tidak dikenal di kalangan umat Islam, seiring dengan semakin jauhnya mereka dari agama.
Pengertian al-wala’ wal bara’
Secara bahasa, al-wala’ berarti “mencintai, membela, dan dekat”. Dari sini, terdapat istilah al-wali, yang secara bahasa berarti orang yang dicintai, kawan (sahabat) atau penolong (pembela), yaitu lawan dari “musuh” (al-‘aduww).
Secara istilah, al-wala’ artinya mencintai orang-orang beriman karena keimanan mereka, dalam bentuk membela, menolong, memberikan nasihat, memberikan loyalitas, berkasih sayang, dan berbagai hak-hak orang-orang beriman (hak-hak persaudaraan) lainnya yang wajib kita tunaikan.
Allah Ta’ala berfirman:
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (QS. Al-Hujurat [49]: 10)
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi wali (penolong) bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah [9]: 71)
Sedangkan al-bara’, secara bahasa berarti “menjauh dari sesuatu, memisahkan diri darinya, dan berlepas diri”.
Secara istilah, al-bara’ berarti tidak memberikan loyalitas kepada musuh-musuh Allah Ta’ala, baik orang-orang munafik atau orang kafir secara umum, menjauhi mereka, dan memerangi mereka ketika orang-orang kafir tersebut memerangi kaum muslimin, sesuai dengan kemampuan kita.
Allah Ta’ala berfirman,
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali (kekasih), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka sebagai wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. At-Taubah [9]: 23)
" Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga meraka.” (QS. Al-Mujadilah [58]: 22)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.“ (QS. Al-Mumtahanah [60]: 1)
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka, “Sesungguhnya kami berlepas diri darimu dan dari semua yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah.” (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 4)
Perhatikan ayat berikut :
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ (44) لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ (45) ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ (46) فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ (47)
Seandainya dia ( Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam MENGADA – ADAKAN SEBAGIAN PERKATAAN ATAS ( NAMA ) KAMI ), niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar KAMI POTONG URAT TALI JANTUNGNYA !!. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan urat nadi itu. (QS al Haaqqoh : 44-47)
Menjelaskan ayat di atas, berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنا أَيْ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ كَمَا يَزْعُمُونَ مُفْتَرِيًا عَلَيْنَا فَزَادَ فِي الرِّسَالَةِ أَوْ نَقَصَ مِنْهَا، أَوْ قَالَ شَيْئًا مِنْ عِنْدِهِ فَنَسَبَهُ إِلَيْنَا وَلَيْسَ كَذَلِكَ لَعَاجَلْنَاهُ بالعقوبة
Maksud ayat tersebut adalah :
Seandainya Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam seperti yang dituduhkan orang-orang kafir bahwa beliau hanyalah mengada-ada atas Allah, yaitu BELIAU MENAMBAH–NAMBAH DALAM URUSAN AGAMA ATAU MENGURANGINYA, ATAU MENGAJARKAN SATU AJARAN YANG BERASAL DARI DIRINYA SENDIRI LALU IA MENGKLAIM ITU AJARAN DARI ALLAH, padahal bukan ajaran Allah, maka ALLAH AKAN MENYEGERAKAN HUKUMAN TERHADAP BELIAU. (Tafsir Ibnu Katsir [VIII:233] )
Allah berfirman,
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Beliau (Muhammad shallallahu alaihi wasallam) tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu. Tidak lain semua itu adalah wahyu yang disampaikan kepadanya. (QS. an-Najm: 3-4)
JIKA SEKELAS NABI shallallahu ‘alaihi wa sallam pun DINYATAKAN DEMIKIAN OLEH ALLAH, MAKA BAGAIMANA MUNGKIN JIKA ADA ORANG SEKELAS HABIB, KYAI, USTADZ, ULAMA – ATAU APAPUN YANG KEDUDUKANNYA DI BAWAH NABI shallallahu ‘alaihi wa sallam – BOLEH MENAMBAH SYARI’AT DENGAN MENGATASNAMAKAN SEBAGAI BID’AH HASANAH ?!!
Allahul musta’aan ….!! Demi Allah AMAT BURUKLAH APA YANG MEREKA YAKINI !! Walhamdu lilllaahi robbil ‘ala amiin.
#Tauhid Manhaj & Aqidah
بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
📌APA ITU AQIDAH??
Aqidah (اَلْعَقِيْدَةُ) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (الْعَقْدُ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (التَّوْثِيْقُ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (اْلإِحْكَامُ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْطُ بِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat dengan kuat.
📌Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
📌Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allaah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih. [Lihat Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H]
📌Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu sesuai konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah- meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah ghaibiyyaat (hal-hal ghaib), kenabian, takdir, berita-berita (tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hukum yang qath’i (pasti), seluruh dasar-dasar agama dan keyakinan, termasuk pula sanggahan terhadap ahlul ahwa’ wal bida’ (pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah), semua aliran dan sekte yang menyempal lagi menyesatkan serta sikap terhadap mereka.
📌APA ITU SYIRIK ?
Secara etimologi, syirik berarti persekutuan yang terdiri dari dua atau lebih yang disebut sekutu. Sedangkan secara terminologi, syirik berarti menjadikan bagi Allaah tandingan atau sekutu. Definisi ini bermuara dari hadis Nabi tentang dosa terbesar,
أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهْوَ خَلَقَكَ
“…Engkau menjadikan sekutu bagi Allaah sedangkan Dia yang menciptakanmu.” (Hadist Riwayat Bukhari: 7520, dan Muslim: 86)
📌Allaah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“… Sesungguhnya menyekutukan (Allaah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (Qur’an, surah Luqman ayat 13)
📌Contoh-contoh perbuatan syirik, di antaranya adalah orang yang Berdo’a (memohon) kepada selain Allaah, seperti berdo’a meminta suatu hajat, isti’anah (minta tolong), istighatsah (minta tolong di saat sulit) kepada orang mati, baik itu kepada Nabi, wali, habib, kyai, jin maupun kuburan keramat, atau minta rizki, meminta kesembuhan penyakit dari mereka, atau kepada pohon dan lainnya selain Allaah adalah syirik akbar (syirik besar).
📌Allaah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allaah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allaah (berbuat syirik), maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Qur’an, surah An-Nisaa’ayat 48] Lihat juga [An-Nisaa’: 116].
📌APA ITU SUNNAH?
Secara istilah Sunnah adalah petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat secara keilmuan, keyakinan, ucapan dan pengamalan.
📌Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menyatakan :
“Sunnah adalah jalan yang dilalui, termasuk diantaranya adalah berpegang teguh pada sesuatu yang dijalankan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Al-Khulafa Ar-Rasyidun, berupa keyakinan, amalan dan ucapan. Itulah bentuk sunnah yang sempurna”. [Jami’ul Ulumiwal Hikam I : 120]
📌Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah rahimahullah menyatakan :
“Sunnah adalah sesuatu yang ditegakkan di atas dalil syari’at, yakni ketaatan kepada Allaah dan RasulNya, baik itu perbuatan beliau, atau perbuatan yang dilakukan di masa hidup beliau, atau belum pernah beliau lakukan dan tidak pula pernah dilakukan di masa hidup beliau karena pada masa itu tidak ada hal yang mengharuskan itu dilakukan pada masa hidup beliau, atau karena ada hal yang menghalanginya”. [Majmu’ Al-Fatawa oleh Ibnu Taimiyah XXI : 317]
📌Dengan demikian pengertian itu, berarti adalah mengikuti jejak Rasulullah secara lahir dan batin, dan mengikuti jalan hidup orang-orang terdahulu dari generasi awal umat ini dari kalangan Al-Muhajirin dan Al-Anshar.
📌APA ITU BID’AH?
Secara bahasa bid’ah artinya sesuatu yang baru. Adapun secara istilah, bid’ah sesuatu yang baru dalam masalah agama Allaah ﷻ, yang tidak punya dasar (dalil) baik yang bersifat umum maupun khusus. (Lihat Kitab Qawaid Ma’rifatil Bida’)
📌Dan perbuatan bid’ah itu ada dua bagian :
📌1. Perbuatan bid’ah dalam adat istiadat atau dalam masalah keduniaan ; seperti adanya penemuan-penemuan baru dibidang IPTEK (juga termasuk didalamnya penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan) ; karena asal dari semua adat istiadat/keduniaan adalah mubah.
📌2. Perbuatan bid’ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)”.
📌Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
.
وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”. [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].
📌Orang yang membagi bid’ah menjadi bid’ah hasanah (baik) dan bid’ah syayyiah (jelek) adalah salah dan menyelesihi sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Artinya : Sesungguhnya setiap bentuk bid’ah adalah sesat”.
📌Sumber :
Pengertian Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Syirik Dan Macam-Macamnya, Pengertian Sunnah, Pengertian Bid’ah, Macam-Macam Bid’ah Dan Tauhid Manhaj & Aqidah.
بارك الله فيكم جميعا
الله اعلم
بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
📌1. Usamah bin Zaid, 17 thn.
Menjadi panglima perang menghadapi serbuan tentara Romawi yang di dalam pasukannya ada para sahabat senior seperti Abu Bakar dan Umar.
📌2. Abdullah bin Abbas, 12 thn.
Shahabat yang paling paham ilmu tafsir. Melakukan presentasi di hadapan ahlu Badar tentang tafsir surah an Nashr.
📌3. Muadz bin Jabal, 19 thn.
Diutus oleh Rasulullah ﷺ sebagai duta besar Islam ke negeri Yaman sekaligus penanggung jawab dakwah di sana.
📌4. Zaid bin Tsabit, 13 thn.
Telah aktif menulis pada usia tersebut, dan terpilih menjadi tim penulis wahyu pada usia 21 tahun.
📌5. Arqam bin Abil Arqam, 16 thn.
Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasulullah ﷺ periode Makkah selama 13 tahun.
📌6. Atab bin Usaid, 18 thn.
Diangkat oleh Rasulullah ﷺ sebagai wakil beliau, jabatan setingkat gubernur Makkah.
📌7. Mu’adz bin Amr bin Jamuh, 13 thn dan Mu’awwidz bin ‘Afra 14 thn.
Membunuh jenderal musyrikin Quraisy, musuh Islam paling berbahaya pada saat itu, Abu Jahal, pada perang Badar.
📌8. Sa'ad bin Abi Waqqas, 17 thn.
Telah menorehkan prestasi sebagai pasukan artileri (pemanah) terbaik pasukan muslimin.
📌9. Thalhah bin Ubaidillah, 16 thn.
Menjadi pahlawan terdepan pada perang Uhud khususnya dalam melindungi Rasulullah ﷺ. Sampai sayidina Abu Bakar setiap kali disebut kata Uhud, ia mengatakan perang Uhud adalah miliknya Thalhah.
📌10. Umair bin Abi Waqqas, 14 / 15 thn.
Menggapai syahid dalam perang Badar. Menurut sebagian riwayat ia baru saja memasuki masa baligh saat itu.
📌11. Muhammad bin Qasim 17 thn.
Membuka negeri India dan Shind. Dan kematiannya menyebabkan banyak kemenangan Islam yang tertunda.
📌12. Harun ar Rasyid, 15 thn.
Khalifah Abasiyah yang paling masyhur. Pada usia tersebut ia menjadi pemimpin pasukan perang Abasiy yang merupakan tentara terkuat di muka bumi kala itu. Dan pada usia 20 tahun diangkat menjadi khalifah.
📌13. Muhammad al Fatih, 14 thn.
Telah diangkat menjadi sultan Ustmani pada usia tersebut. Dan berhasil membebaskan Konstantinopel di usia 21 thn.
📌14. Ibnu Batutah, 20 thn.
📌Telah menjadi penjelajah dunia yang paling terkenal dalam sejarah.
📌Itulah mereka para pemuda yang harusnya menjadi teladan generasi muda Islam pada hari ini. Bukannya malah "mengidolakan" para artis atau sekedar tiktoker yang nggak jelas...
📌CERITAKAN PADA ANAK-ANAK KITA PARA SAHABAT NABI UNTUK DIJADIKAN CONTOH BAGI MEREKA.
بارك الله فيكم جميعا
الله اعلم
Banyak kita temui di dunia maya/internet kisah tentang “Rasulullah Dan Seorang Pengemis Yahudi Buta”, bahkan kisah itu sudah sangat masyhur karena telah dipublikasikan oleh salah satu situs media dakwah Islam sejak tahun 2010, bahkan ada salah satu blog yang sudah memposting sejak tahun 2008. dari sekian banyak website dan blog yang memuat kisah tersebut, tidak satu pun website/blog yang kita jumpai tersebut mencantumkan sumber rujukan kitab, perawi, Hadits Riwayat siapa, dan tampak asal copy paste satu sama lain.Terlebih lagi kisah ini pernah dibawakan oleh salah satu Ustadz di sebuah acara stasiun TV swasta nasional.
Dalam buku Kisah Orang-orang Sabar oleh Nasiruddin S. Ag. MM., terbitan Republika Penerbit, kisah tersebut juga dicantumkan, namun tidak disebutkan sumbernya sama sekali.
Memang sepintas hadits ini berisikan tentang kemuliaan akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi ada misi tertentu yang mungkin sengaja ingin disebarkan oleh si pengarang hadits/kisah itu.
Wallahua’alam bish shawwab.
Kita khawatir, jika ikut-ikutan menyebarkan kisah atau hadits palsu tersebut, kita termasuk orang yang diperingatkan Rasulullah dalam hadits-hadits shahih berikut ini:
Dari Abdullah bin az-Zubair radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.
“Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” “Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, lihat al-Jam’u Baina Ash-Shahihain, hal. 8 )
----------------------------------------------------
Berikut ini sedikit dari kisah palsu tersebut:
Di suatu sudut pasar Madinah Al-Munawarah, terdapat seorang pengemis tua yang buta berbangsa Yahudi, setiap hari apabila ada orang yang menghampirinya, dia selalu berkata, “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir, apabila kamu mendekatinya kamu akan dipengaruhinya”.
Setiap pagi Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam mendatanginya dengan membawa makanan dan tanpa berkata sepatah perkataan pun, Baginda Sallallahu’alaihi wasallammenyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. RasulullahSallallahu’alaihi wasallam melakukannya sehingga menjelang Baginda wafat.
----------------------------------------------------
Ternyata setelah dicari-cari TIDAK ditemukan kisah itu didalam salah satu kitab hadits para Imam dan ulama ahli hadits yang bisa dipercaya, alias kisah itu adalah cerita fiksi yang bersumber dari hadits PALSU. Tidak ada satu kitab hadits pun yang memuatnya kisah tersebut, kecuali kitab-kitab tentang hadits palsu.
Kecacatan Kisah Tersebut :
1. Kisah tersebut tidak jelas Sanadnya/jalur datangnya hadits, sumbernya tidak ada, perawi tidak ada, derajat hadits-nya juga tidak jelas, dan tidak akan kita temukan di kitab-kitab para ahli hadits.
2. Tertulis di kisah itu bahwa kejadian itu terjadi di Madinah pada masa akhir kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal kita ketahui bahwa masa itu Madinah telah lama dikuasai oleh Umat Muslim, dan Rasulullah sebagai pimpinannya. Jadi tidak mungkin seorang Yahudi secara terang-terangan menghina Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam di depan orang banyak atau di pasar.
3. Bertentangan dengan dalil hukuman bunuh bagi penghina Nabi. (setelah Nabi Hijrah ke Madinah dan sesudahnya)
Syaikhul Islam menukil keterangan ulama lainnya,
قال الخطابي : لا أعلم أحدا من المسلمين اختلف في وجوب قتله؛
Al-Khithabi mengatakan, “Saya tidak mengetahui adanya beda pendapat di kalangan kaum muslimin tentang wajibnya membunuh penghina Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
وقال محمد بن سحنون : أجمع العلماء على أن شاتم النبي صلى الله عليه و سلم و المتنقص له كافر و الوعيد جار عليه بعذاب الله له و حكمه عند الأمة القتل و من شك في كفره و عذابه كفر
Sementara Muhammad bin Syahnun juga mengatakan, “Para ulama sepakat bahwa orang yang mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghina beliau statusnya kafir. dan dia layak untuk mendapatkan ancaman berupa adzab Allah. Hukumnya menurut para ulama adalah bunuh. Siapa yang masih meragukan kekufurannya dan siksaan bagi penghina Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berarti da kufur.”
(as-Sharim al-Maslul, hlm. 9). hadist dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma,
Dulu ada sahabat buta yang memiliki seorang budak wanita, yang suka menghina dan mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sahabat buta inipun melarangnya dari perbuatan itu. Namun dia tetap terus menghina beliau. Sang sahabat kembali melarangnya dengan keras, tapi dia tidak mau berhenti.
Di suatu malam, budak wanita ini kembali mencela dan menghina Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhirnya sang sahabat buta ini mengambil pisau, kemudian ditusukkan ke perut budak wanita itu, kemudian dia tindih sampai mati.
Pagi harinya, berita ini sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau kumpulkan para sahabat, dan bertanya,
أَنْشُدُ اللَّهَ رَجُلًا فَعَلَ مَا فَعَلَ لِي عَلَيْهِ حَقٌّ إِلَّا قَامَ
Saya jadikan Allah sebagai saksi, jika benar ada orang yang melakukan pembelaan kepadaku, tolong dia berdiri.
Kemudian berdirilah lelaki buta itu, dan dia ceritakan kejadian yang sebenarnya. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلا اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ
Saksikanlah bahwa darah wanita itu tidak bisa dituntut. (HR. Abu Daud 4363, ad-Daruquthni 3242 dan dishahihkan al-Albani).
Foto palsu yang diklaim orang-orang jaman sekarang sebagai Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab ini sengaja disebarkan dan sengaja sosok tersebut diframing sebagai Syaikh MBAW, padahal bukan.
mereka yang menyebarkan adalah musuh-musuh beliau dari kalangan Musyrik Syiah dan Ahlul Bid'ah yang punya niat buruk untuk memfitnah Syaikh MBAW sebagai ulama Su'u yang dekat dengan raja Alu Salul waktu itu, karena sebagian foto lainnya memperlihatkan sosok di foto tersebut tengah difoto bersama Raja Alu Salul.
Faktanya, di jamannya Syaikh MBAW masih hidup hingga meninggal nya beliau, belum pernah ada yang namanya foto kamera atau apapun jenisnya.
Dan kamera foto baru diciptakan 100 tahun setelah kematian beliau.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya iman itu akan kembali ke kota Madinah sebagaimana halnya ular yang kembali ke sarangnya.” (HR. Muslim)
Iman akan kembali ke madinah menunjukan bahwa sebelum nya iman telah keluar dari kota madinah tersebut , jika kita mau merenung saat ini madinah di urus oleh orang-orang munafiq , mereka telah banyak menghalalkan apa yang telah di haramkan oleh ALLAAH ta'ala , sudah bukan rahasia umum bahwa saat ini arab saudi telah mengizinkan penjualan minuman berakohol , membolehkan konser-konser musik , mengikuti ajang Miss Universe 2024 , bekerja sama dengan orang-kafir kafir harbi musuh-musuh ALLAAH ta'ala yang membantai kaum muslimin.
satu persatu nubuwat nabi telah bermunculan dan akan semakin jelas bagi orang2 yang beriman , kemudin ALLAAH ta'ala akan mendatangkan ujian demi ujian untuk membedakan antara orang2 beriman dgn orang2 kafir , untuk memisahkan kelompok HAQ dgn kelompok BATIL
ALLAH ta'ala berfirman :
مَا كَانَ اللّٰهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلٰى مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتّٰى يَمِيْزَ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ...
Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik... ( QS. Ali Imran : 179 )
kemudian fitnah Duhaima yang tidak membiarkan ada seseorang dari umat ini pasti dihantamnya. Jika dikatakan: ”ia telah selesai, maka justru ia berlanjut, di dalamnya seseorang pria pada pagi hari beriman, tetapi pada sore hari menjadi kafir, sehingga manusia terbagi menjadi 2 kemah; kemah keimanan yang tidak mengandung kemunafikan, dan kemah kemunafikan yang tidak mengandung keimanan. Jika itu terjadi, maka tunggulah kedatangan Dajjal pada hari itu atau besoknya.” ( HR. Abu Dawud, Kitabul Fitan no. 4242, Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 974. )
Fitnah adalah ujian , kemudian fitnah ( ujian ) ini berkembang tanpa bisa dibendung. Ia terus menggelinding bagai bola salju yang terus membesar. Fitnah atheisme, humanisme, sekulerisme, liberalisme, kapitalisme, sosialisme dan demokrasi berkembang di hampir seluruh belahan dunia Islam. Di tubuh umat Islam sendiri muncul pemikiran dan paham sesat yang tidak kalah parahnya
Sesungguhnya efek fitnah Duhaima’ ini akan memaksa setiap orang untuk memilih salah satu dari dua kubu; kubu keimanan yang tidak tercampuri dengan kemunafikan dan kubu kenifakan yang tidak terdapat keimanan sedikitpun di dalamnya.
Hadist berikut semakin memperjelas bahwa orang beriman akan membebaskan arab saudi dari kekufuran, yg itu menandakan iman akan kembali ke kota madinah stelah keluar dari kota tersebut.
“Kalian akan perangi jazirah Arab 👈 sehingga ALLAAH menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Persia (Iran) sehingga ALLAAH menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga ALLAAH menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga ALLAAH menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim 5161)
Lalu pada saat iman itu keluar dari madinah , di mana standar keimanan itu berada..?
Nabi sholallahu'alahi wa sallam bersabda :
“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah terjadi maka iman terletak di negeri Syam.” (Shahih, Al-Hakim (4/509)
Wallahu'alam
Dalam dunia islam dikenal ada istilah ulama su’ yaitu ulama buruk/jahat.
Perlu kita ketahui bahwa ulama ada dua.
1. Ulama Robbani
2. Ulama su’ (buruk/jahat)
Apa itu Ulama Robbani dan ulama su’ (buruk/jahat)
1. ULAMA ROBBANI
Ulama Robbani yaitu, Ulama yang mengajak umat untuk memurnikan tauhid dan menjauhi ke syirikan, ulama yang menyeru untuk ittiba’ kepada sunnah Nabi dan memperingatkan umat dari bahayanya tahayul, bid’ah dan khurafat. Ulama yang memperingatkan umat untuk tidak taqlid kepada siapa pun dan kepada kelompok manapun.
Ulama Robbani adalah seorang Ulama yang membimbing umat untuk menapaki jejak para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in. Karena mereka itulah generasi terbaik umat (Shalafus Shalih).
Ulama Robbani adalah seorang Ulama yang menjadikan umat menjadi takut kepada Allah Ta’ala, sebagaimana dikatakan Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin :
“Ulama adalah orang yang ilmunya menyampaikan mereka kepada sifat takut kepada Allah”.
(Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin).
Itulah ciri-ciri dari Ulama Robbani, dan Ulama Robbani itu lah yang Rasulullah sebut sebagai Ulama pewaris para Nabi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
“Ulama adalah pewaris para nabi”. (H.R At-Tirmidzi).
2. ULAMA SU’
Tentang ulama su’ (buruk/jahat), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah memperingatkan kepada umatnya, sebagaimana dalam sebuah hadits berikut ini :
دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا
”Akan muncul para da’i yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”.
Itulah ulama su’ yang di sebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu para da’i yang menjerumuskan umat ke dalam jahannam.
Apa itu ulama su’ (buruk/jahat)...?
Ulama su’ adalah para ulama yang menjadikan umat menyimpang dan bergelimang kesesatan, menyeret umat kepada kesyirikan, bid’ah dan kebatilan lainnya. Menjadikan umat semakin jauh dari Allah Ta’ala...
Ulama su’ lainnya menyeret umat kedalam dunia khurafat, umatnya disesatkan dengan ajaran mistik dan kebatinan, ilmu kebal, bisa menghilang, penglaris, pengasihan dan ajaran setan lainnya yang jadi buruan orang-orang awam...
Disamping ulama su’ yang memiliki sifat diatas, juga ada ulama su’ yang menjadikan agama sebagai barang dagangan. Agama dijadikan sarana untuk mencari keuntungan dunia, popularitas, kekaya’an dan kedudukan...
Ulama su’ model ini sebagaimana layaknya Ulama nampak alim, santun tutur katanya lembut memikat, fasih dan pandai berdalil yang mampu menyihir orang awam...
Dengan kemahirannya berbicara masalah agama, membuat orang awam kagum terpesona, pujian dari manusia mengalir, menjadikan jadwal undangan ceramahnya padat, dan pundi-pundinya pun semakin melimpah...
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan)”. (HR. Tirmidzi)
Itulah ulama su’ yang hadir di tengah-tengah umat. Keberada’annya bukan menerangi umat, mengeluarkan umat dari kejahilan, tapi menjadikan umat semakin jahil...
Ulama su’ menjadikan kebenaran tersamarkan, menjadikan umat memusuhi kebenaran dan sebaliknya menggandrungi kebatilan...
Ulama su’ menjadikan umat untuk selalu manut dan membenarkan kepada apa yang di katakan dan di lakukannya...
Ulama su’ menjadikan umat menyimpang dan tersesat..., Ulama su’ bukanlah ulama pewaris Nabi, tapi sebaliknya menodai risalah Nabi..., Ulama su’ hakekatnya adalah musuh umat Islam... , Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dari tipu daya mereka, Aamiin...
Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan : Hati yang kacau tidak menentu, tidak ada yang bisa memperbaikinya kecuali menghadapkan hati itu kepada Allah. (Zadul Ma’ad 2/82).
Sufyan bin Uyainah Rahimahullah sebelumnya telah mengatakan : Para ulama dahulu biasa saling menasehati satu sama lain dengan kata-kata "Barangsiapa memperbaiki keadaan batinnya, niscaya Allah perbaiki keadaan lahirnya. Barangsiapa memperbaiki hubungan dia dengan Allah, niscaya Allah akan perbaiki hubungan dia dengan manusia. Barangsiapa beramal untuk akhiratnya, niscaya Allah akan cukupkan kehidupan dunianya". (Kitab Ikhlash, karya Ibnu Abid Dunya).
Seringkali kita merasa keadaan kita tidak terarah, tidak menentu, tidak teratur, hampa, gersang, dst. Jika keadaan ini menimpa kita, bahwa itu pertanda kita sudah jauh dari Allah.. Solusinya sangat sederhana hanya saja semua kembali kepada kita.
Segeralah kembali kepada Allah, dan fokuslah dengan ibadah. Jika ibadah kita beres, Allah akan membereskan kehidupan kita dan memberkahi waktu kita. Karena sangat tidak mungkin Allah menelantarkan orang yang mendekat kepada-Nya dengan ikhlas dan perbaiki ibadah kita.
أَصْلِحُوا آخِرَتَكُمْ تَصْلُحْ لَكُمْ دُنْيَاكُمْ، وَأَصْلِحُوا سَرَائِرَكُمْ تَصْلُحْ لَكُمْ عَلَانِيَتِكُمْ (البداية والنهاية 9/223)
Perbaikilah urusan akhirat kalian niscaya Allah akan memperbaiki urusan dunia kalian, dan perbaikilah urusan batin kalian niscaya Allah akan memperbaiki dhohir kalian . [Umar bin Abdul Aziz rahimahullah]
Dari Abu Hurairah -Radhiyallahu'anhu- bahwa Nabi -Shallallahu'alaihi wa Sallam- bersabda:
"Di antara sebaik-baik kehidupan bagi manusia adalah seseorang lelaki yang menggenggam tali pacuan kudanya untuk Jihad di jalan Allah, dia terbang di atas punggung kudanya. Setiap kali dia mendengar panggilan atau seruan (untuk berperang) dia terbang ke atas tunggangannya, dia sungguh ingin membunuh atau terbunuh di mana pun juga. Atau seseorang lelaki yang hidup bersama ternaknya di atas bukit atau di bawah lembah, dia mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan senantiasa beribadah kepada Rabbnya, sehingga maut menemuinya. Tidaklah dia berhubungan dengan manusia kecuali dalam hal-hal kebaikan".
An-Naba edisi 372
Silsilah Faedah Masyayikh Ahlussunnah
Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jabiri rahimahullah berkata:
أوصي بالاهتمام بالعامة -عوام المسلمين- فإنهم إذا وجدوا من طالب العلم الرحمة والعطف والشفقة والتواضع والكرم والبشاشة أحبوه وكانوا معه، وإذا وجدوا فيه العنف والغلظة والجلافة نفروا منه، ونفر مَن وراءهم.
Aku wasiatkan agar peduli kepada kaum muslimin. Karena bila mereka mendapati sifat rahmat, lembut, kasih sayang, rendah hati, kedermawanan, dan wajah berseri-seri dari seorang penuntut ilmu, maka mereka akan mencintainya dan akan bersamanya.
Sedangkan bila mereka mendapati sifat keras, kasar, dan tidak sopan pada dirinya, niscaya mereka dan orang-orang yang bersama mereka akan lari darinya.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
وَلَقَدۡ جِئۡتُمُونَا فُرَٰدَىٰ كَمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ أَوَّلَ مَرَّة...
"Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya" (QS. Al-An'aam : 94)
Ibrahim bin Adham رحمه الله berkata :
ﻛﻨـﺖ ﻓـﻲ ﺑﻄــﻦ ﺃﻣﻲ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻭﺧـﺮﺟـﺖ ﺇﻟـﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴــﺎ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻭﺃﻣـﻮﺕ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻭﺃﺩﺧـﻞ ﻗﺒــﺮﻱ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻭﺃﺳـﺄﻝ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻭﺍﺑﻌــﺚ ﻣﻦ ﻗﺒــﺮﻱ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻭﺃﺣـﺎﺳـﺐ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻓـﺈﻥ ﺩﺧـﻠـﺖ ﺍﻟﺠﻨــﺔ ﺩﺧـﻠـﺖ ﻭﺣـﺪﻱ، ﻭﺇﻥ ﺩﺧـﻠـﺖ ﺍﻟﻨــﺎﺭ ﺩﺧـﻠـﺖ ﻭﺣـﺪﻱ ! ﻓﻔـﻲ ﻫـﺬﻩ ﺍﻟﻤــﻮﺍﻃـﻦ لا ﻳﻨﻔﻌـﻨـﻲ ﺃﺣـﺪ، ﻓﻤـﺎﻟـﻲ ﻭﻟﻠﻨــﺎﺱ !!!
"Aku dulu di dalam perut ibuku sendirian, lantas aku pun keluar ke dunia sendirian, serta aku juga akan mati sendirian. Aku masuk ke dalam kuburku sendirian, dan nanti akan ditanya sendirian. Aku akan dibangkitkan dari kuburku sendirian dan aku pun akan dihisab sendirian. Jika aku masuk Surga, aku masuk sendirian, dan jika aku masuk Neraka, aku juga masuk sendirian. Maka pada tempat-tempat ini tidak ada seorang pun yang nanti dapat memberikan kemanfaatan bagiku, maka apa pedulinya diriku dengan manusia !!! (Kitab Iiqaazhul Himam Syarah Matan al-Hikam I/176 oleh Ibnu 'Ajiibah)
Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata :
يا ابن آدم ، اعلم أنك تموت وحدك ، وتدخل قبرك وحدك ، وتبعث وحدك ، وتحاسب وحدك . يا ابن آدم : لو أن الناس كلهم أطاعوا الله ، وعصيت أنت ، لم تنفعك طاعتهم
"Wahai anak Adam ! Ketahuilah, bahwa engkau akan mati sendirian, dan masuk ke dalam kuburmu juga sendiri. Engkau dibangkitkan sendirian, dan engkau akan dihisab sendirian. Wahai anak Adam, jika seandainya seluruh manusia taat kepada Allah, sedang engkau bermaksiat, maka ketaatan mereka itu tidak bisa memberi manfaat kepadamu" (Bahrud Dumuu' 81)
Saudaraku, apabila kondisinya demikian, lalu kenapa tidak mempersiapkan bekal sebelum datang kematian kepadamu !!?
Imam Sufyan ats-Tsauri رحمه الله berkata :
ما استعدّ للموت من ظن انه يعيش غدا. وكان يقول : الطاعات تتفرع من ذكر الموت، والمعاصي تتفرع من نسيانه
"Tidak menyiapkan bekal untuk kematian, seorang yang menyangka besok pagi dia masih hidup. Bermacam-macam bentuk ketaatan itu munculnya dari mengingat mati, & bermacam-macam kemaksiatan itu munculnya dari kondisi lupa kepada kematian" (Tanbiihul Mughtarriin hal 65)
Syaikh Sulaiman Ibnu Sahman rahimahullah berkata :
فلو اقتتلت البادية والحاضرة حتى يذهبوا لكان أهون من أن ينصبوا في الأرض طاغوتا يحكم بخلاف شريعة الإسلام التي بعث الله بها رسوله صلى الله عليه وسلم.
"Seandainya penduduk desa dan penduduk kota saling membunuh hingga mereka semua musnah tentu itu lebih ringan daripada mereka mengangkat Thagut di bumi ini yang memutuskan hukum selain dengan Syari'ah Islam yang dengannya Allah telah mengutus Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam."
Ad-Durar As-Saniyyah 10/510.